Setelah sekian purnama, aquarium di rumah akhirnya dibersihkan juga. Beberapa minggu yang lalu saya, bapak dan adik saya membersihkan aquarium yang kurang lebih hampir tiga tahun terbengkalai. Kata mamah sih, dulunya seringkali ikan-ikan yang dibeli dan dipajang di aquarium itu wafat setelah beberapa hari dimasukkan. Selanjutnya, ikan yang dipelihara di aquarium itu hanya ikan mas biasa. Tak cukup indah dipandang, tapi daya survive-nya luar biasa, alias gak gampang ko’it. Semakin si ikan mas itu besar, semakin terasa aquarium itu tidak eye catching. Akhirnya, dipindahlah si ikan mas itu ke balong dan air di aquarium dikosongkan, begitu ceritanya.

Tiga tahun berselang, istri saya bersabda, “Coba dong ini aquarium dimanfaatkan. masa dipajang di ruang depan, tapi kosong.” Sabda istri memang sering mujarab, seketika mampu menstimulasi otak untuk memaksa anggota tubuh lainnya untuk bergerak. Bukan apa-apa, ini demi menghindari sabda selanjutnya. Ya, dimulailah proses pengurasan aquarium itu hingga kami isi dengan 5 galon air isi ulang, hahahaha.

Mamah benar, memelihara ikan di aquarium susah susah gampang. Terutama setelah saya menonton dan membaca seputar urusan perikanan ini. Saya harus memilih mana ikan yang daya survive nya tinggi, boleh dicampur-campur atau tidak, bahkan sampai urusan filter yang ternyata harus dibarengi dengan biofilter sebagai media alami pertumbuhan bakteri nitrifikasi, dan anjuran mengambil batu-batu kecil hiasan dasar aquarium yang dapat berpotensi memicu bom amoniak yang beracun bagi si ikan, banyak sekali ilmu baru di urusan perikanan hias ini.

Korban dari proses belajar saya ngurus ikan hias ini sudah cukup banyak juga. Ada 5 ikan patin kecil yang entah kenapa mati one by one. Ada 2 ikan red eye putih (sebenernya gak tau nama aslinya) yang dilempar ke balong karena terlihat terlalu agresif terhadap ikan lain. Ada 4 ikan mas yang berakhir dilempar ke balong juga karena ya sama sekali gak aesthetic bosss. Dan terakhir ada 10 ikan manfish kecil yang mati akibat stress di bully sama 3 manfish preman dewasa. Semoga mereka semua tenang di tempat barunya, amin.

Proses belajar tentang urusan ikan hias ini masih terus berjalan. Dengan terus membaca literatur-literatur di mbah gugel dan mengamati perilaku ikan-ikannya. Melalui itu lah saya bisa menyimpulkan penyebab wafatnya 10 ikan manfish mini adalah akibat bullying para seniornya yang menyebabkan stress, mogok makan dan akhirnya wassalam.

Dan apa jenis ikan di aquarium rumah saat ini? Yes! 3 manfish preman, 2 ikan tukang sapu-sapu. Dan siang tadi saya membeli 3 ikan manfish baru. Kali ini manfishnya bukan yang kecil-kecil. Kurang lebih hampir seukuran dengan 3 manfish preman yang pertama.

Dari ikan-ikan ini, saya belajar bahwa segala sesuatu juga ada ilmunya. Yang awalnya saya berfikir kalo ngurus ikan itu kayak simpel aja gitu. Tinggal cemplung di kolam atau aquarium, lalu biarkanlah mereka dan cukup beri mereka makan diwaktu-waktu tertentu. Ternyata tidak semudah itu, kita perlu atur aerator untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air, kita perlu atur juga arus airnya, kita perlu sistem filtrasi air yang baik juga yang disesuaikan dengan kebutuhan, kita perlu tau suhu dan pH air untuk ikan-ikan tertentu dan terakhir, kita perlu paham karakter masing-masing ikan.

Seperti beberapa hari saya perhatikan bahwa bullying yang dilakukan manfish dewasa terhadap manfish kecil adalah akibat dari karakter manfish dewasa yang bersifat teritorial, artinya ikan manfish dewasa itu merasa punya wilayah kekuasaan sendiri yang tidak boleh direnangi oleh manfish lain. Jika manfishnya kecil, jelaslah di plonga plongo, langsung dikejar dan dibully hingga gak kerasan. Kalo santri masih enak, gak kerasan bisa pulang. Kalo di aquarium, “Bleh, aku kate moleh yo moleh nandi? Aku yo wes lali omahku iki sakjane ndek ndi, ta mati ae wes.“. Begitu kira-kira ujar manfish kecil. Kalo manfish besar, adegan yang harus disensorpun terjadi, mereka berciuman dengan nafsunya. Untuk memahami akan apa yang sedang terjadi (weeee…), langsung saya ketik di gugel, “Manfish ciuman”. Ternyata lagi gelut booossss. Mbuh wes karepmu. Gelut gelutooo. Karepmuuuu slurr.

Ini masih setting aquarium biasa, bukan aquascape yang tetek bengek hiasan aquariumnya lebih rumit karena melibatkan tumbuhan hidup juga. Untuk aquascape, aku mundur alon-alon wae. Hehe.