Bab Kalam : Bagian 7 (قوله: وَالحَرْفُ مَا لايَصْلـُحُ……… إلخ) “Ciri Huruf/Harf”

Bagian 7 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 6

 Ciri huruf adalah ditandai dengan tidak terdapatnya ciri isim dan fiil. Dengan kata lain, ketika dalam sebuah kalimat tidak terdapat ciri isim maupun fiil, kalimat tersebut disebut huruf. Hal seperti ini disebut golongan  عَدَمِيْ مُطلـَقْ. Sedangkan  عَدَمِيْ مُطلـَقْ adalah salah satu bagian dari golongan عَدَمِيْ . Golongan عَدَمِيْ ada 2 :

1.    عَدَمِيْ مُطلـَقْ yaitu مَا لا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلاَمَة ًلِلوُجُوْدِ

Artinya, sesuatu yang tidak bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal),tidak bisa menggambarkan ciri dari dirinya).

2.    عَدَمِيْ مُقيَّدْ yaitu مَا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلامَة ًلِلوُجُوْدِ

Artinya, sesuatu yang bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal), bisa menggambarkan ciri dari dirinya).

Huruf adalah termasuk pada  عَدَمِيْ مُطلـَقْ, yang mana dengan ketidakberadaannya ciri isim dan fiil, bisa menggambarkan ciri dari diri huruf itu sendiri.

Imrithi,

وَالحَرْفُ لمْ يَصْلـُحْ لهُ عَلامَة ْ       *    إلاَّ  انـْتِفـَا  قـَبُوْلِهِ   العَلامَة ْ 


____________________________
Demikian pembahasan mengenai Bab Kalam, semoga bermanfaat…. ^_^


Setelah ini akan dilanjutkan pembahasan Bab I’rob, tunggu di postingan selanjutnya,,,,

Sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat

Bab Kalam : Bagian 6 (قوله: وَالفِعْلُ يُعْرَفُ……. إلخ) “Ciri Fiil”

Bagian 6 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 5.

Ciri fiil ada 4, yaitu :

1.    قدْ حَرْفِيَّة

2.    سِيْن تـَنفِيْس

3.    سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْف

4.    تاء تـَأنِيْث سَاكِنـَة
 
Imrithi,

وَالفِعْلُ مَعْرُوْفٌ بقـَدْ وَالسِّيْنِ          *         وَتاءِ تـَأنِيْثٍ مَعَ السَّاكِنِر      



1.    قدْ حَرْفِيَّة

Dinamai قدْ yang حَرْفِيَّة karena dalam konteks ilmu nahwu, قدْ ada 3, yaitu :

–    قد إسِمْ فِعِلْ, cirinya; kalimat setelahnya dinashobkan karena menjadi maf’ul bih, ma’nanya – (cukup). 

Contoh : قدْ زَيْدًا دِرْهَمٌ, taqdirnya, يَكْفِيْ زَيْدًا دِرْهَمٌ

–    قدْ إسْمِيَّة,cirinya; kalimah setelahnya dijerkan karena menjadi mudhof ileh, ma’nanya (menyukupkan). 

Contoh : قدْ زَيْدٍ دِرْهَمٌ, taqdirnya, حَسْبُ زَيْدٍ دِرْهَمٌ

–    قدْ إسْمِيَّة, cirinya; selalu masuk pada kalimah fiil. Mempunyai 4 ma’na :

•    لِلتَّقلِيْلِ, artinya meminimalisir.

Contoh : قدْ يَصْدُقُ الكَاذِبُ, pembohong itu sedikit berkata jujur

•    لِلتَّكْثِيْرِ, artinya, memperbanyak.

Contoh : قدْ يَصْدُقُ الصّادِقُ, orang jujur itu banyak berkata jujur

•    لِلتَّحْقِيْقِ, artinya, menegaskan.

Contoh : قدْ قامَ زَيْدٌ, zaid benar-benar telah berdiri

•    لِلتَّقرِيْبِ, artinya, mendekatkan.

Contoh : قدْ قامَتِ الصَّلاةُ, waktu sholat hampir datang
 
4 ma’na tersebut terklarifikasi menjadi 2 penempatan, yaitu :

–    Khusus untuk fiil mudhore, yaitu ma’na لِلتَّقلِيْلِ dan لِلتَّكْثِيْرِ.

–    Khusus untuk fiil madhi, yaitu ma’na لِلتَّحْقِيْقِ dan لِلتَّقرِيْبِ.
 
Syarat قدْ masuk pada fiil ada 4, yaitu :

–    Fiilnya harus mutsbat(kalimat positif)
–    Fiilnya harus mutasorrif (bisa ditasrif)
–    Fiilnya harus ma’na khobariyyah (pemberitaan)
–    Antara fiil dan قدْ tidak boleh terpisah.

2.    سِيْن تـَنفِيْسِ  dan,
3.    سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ

 
Fungsi سِيْن تـَنفِيْسِ  dan سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ  adalah :

الدَّالـَّتان عَلى تـَأخِيْرِ زَمَانِ الفِعْلِ المُضَارِعِ عَنِ الحَالِ 


Artinya, mengakhirkan zaman fiil mudhore dari hal (sekarang/present) menuju mustaqbal (masa depan/future).

Jadi, keduanya berfungsi untuk menjadikan fiil mudhore berma’na mustaqbal.
Namun dalam istiqbalnya, keduanya membunyai sisi perbedaan, yaitu

–    سِيْن تـَنفِيْسِ, berfaidah مستقبل قريب

Contoh : سأأذهب إلى المسجد, saya akan segera menuju masjid

–    سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ , berfaidah مستقبل بعيد

Contoh : سوف تعلمون, kelak kamu akan mengetahuinya

Qoidah,

والسِّينُ تَنفيسٍ تدلُّ القَريْبَ       *    وسوف تسويفٍ تدلُّ البَعيْدَ   

سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ  mempunyai ma’na yang lebih jauh dari pada سِيْن تـَنفِيْسِ  karena sebuah qowaid nahwu menjelaskan, لِأنَّ زِيَادَة َالبناءِ تـَدُلُّ عَلى زِيَادَة َالمَعْنـَى   artinya, penambahan huruf berbanding lurus dengan penambahan ma’na. (semakin banyak hurufnya, semakin banyak pula ma’nanya).

Qoidah,

وَكـُلُّ مَا زَادَ عَلى البـِناءِ       *       دَلَّ عَلى زِيَادَةِ المَعْناءِ         

4.    تاءْ تـَأنِيْث السَّاكِنة

Dinamai تـَاءْ تـَأنِيْث  yang سَاكِنـَة  karena dalam konteks ilmu nahwu, تـَاءْ تـَأنِيْث ada 3, yaitu :

–    تـَاءْ تـَأنِيْث سَاكِنـَة. cirinya, selalu masuk pada kalimah fiil dan menjadi ciri i’robnya.

Contoh : (syiiran)

عَلـَمَتْ فحَيَّتْ ثـُمَّ قامَتْ فوَدَّعَتْ      *       فلمَّا توَلَّت كَادَتِ النـَّفسُ تزْهَقُ

–    تـَاءْ تـَأنِيْث حركة الإعراب atau تـَاءْ تـَأنِيْث مُتـَحَرِّكَة. cirinya, selalu masuk pada kalimah isim dan menjadi penerima ciri i’robnya.

Contoh : ناصِرَة ٌ

–    تـَاءْ تـَأنِيْث غيرَ حركةَ الإعراب. cirinya, masuk kepada kalimah isim, fiil, dan huruf, namun tidak sebagai harakat i’robnya. Contoh :

•    Masuk pada kalimah fiil : تَنْصُرُ

•    Masuk pada kalimah isim : لاحول ولاقوة

•    Masuk kepada kalimah haraf : ثمّتَ, (dalam alfiyyah bab jama taksir)

Ciri fiil yang empat tersebut, penempatannya terklarifikasi menjadi 3 :

1.    Khusus masuk pada fiil madhi, yaitu تأ تأنيث الساكنة

2.    Khusus masuk pada fiil mudhore, yaitu سين بنفيس + سوف تسويف

3.    Bisa masuk pada fiil madhi maupun mudhore, yaitu قد حرفية

____________________________
Demikian pembahasan Bab Kalam Bagian 6, Tunggu Pembahasan Bab Kalam Bagian 7 di artikel selanjutnya.

Sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat

Bab Kalam : Bagian 5 (قوله: فالإسْمُ يُعْرَفُ…….إلخ) “Ciri Isim : Huruf Jer”

Bagian 5 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 4.

3. Huruf Jer

Berdasarkan  ma’na dan muta’allaqnya, huruf jer terbagi 3, yaitu :


–    Ashliyyah


مَا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ وِلِهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ


Huruf jer uang membutuhkan mutaallaq dan mempunyai ma’na dalam dirinya.
 

Contoh : مررت بزيدٍ
 

Qoidah,

وَهوَ   مَايَحْتَاجُ   إلىَ مُتَعَلقْ     *    لَهُ   مَعْنىً   فِى   نَفْسِهِ    يَتَعَلقْ

–    Zaidah

مَا لا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ وِلا لَهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ بل لأجل توكيد المعنى فقط


Huruf jer yang tidak membutuhkan mutaallaq dan tidak mempunyai ma’na dalam dirinya, namun hanya berfungsi sebagai taukid (penguat statement).
 

Contoh : ليس زيد بقائمٍ

Qoidah,

وَمَا       بِمُتَعَلقٍ      لاَ يَحْتَاجُ     *    يُسَمَّى    زَائِدًا    لَيْسَ   مَعْنًى   لَهُ

–    Syibeh Zaidah

مَا لا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ ولَهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ


Huruf jer yang tidak membutuhkan mutaallaq namun mempunyai ma’na dalam dirinya.
 

Contoh : ربَّ رجلٍ قائمٍ

Qoidah,

وَمَا   لَهُ  مَعْنًى دُوْنَ  تعَلقٍ      *    فَشِبْهُ     زَاِئٍد    بِلاَ      تَكَلُّفٍ

Menurut Kitab Alfiyyah, Huruf jer seluruhnya ada 20. Namun secara garis besar, menurut Kitab Jurumiyyah dan Imrithi, huruf jer ada 9, yaitu : مِنْ, إلى, عَنْ, عَلى, فِيْ, رُبَّ, بَ, كَ, dan ل.

Qoidah,

وَهِيَ مِنْ وَإلى وَعَنْ وَعَلى        *    وَفِي وَرُبَّ وَالبَاءُ وَالكافْ وَاللاَّمْ      

Alfiyyah,

هَاكَ حُرُوفَ الجَرِّ وَهِيَ مِنْ إلى            *         حَتـَّى خَلا عَدَا حَاشَا فِيْ عَنْ عَلى
 مُذ ْمُنذ ُرُبَّ لاَمْ كيْ وَاوٌ وَتا                 *                 وَالكافُ وَالبَا وَلعَلَّ وَمَتـَى
 

1.    مِنْ

Ma’nanya ada 6, yaitu :


–    إبْتِدَاءْ فِي الزَّمَانْ, mengawali dalam waktu. 

Contoh : (  لمَسْجدٌ أ ُسِّسَ عَلى التـَّقوَى مِنْ أوَّلِ يَوْمٍ أحَقُّ (التوبة : 108
 

–    إبْتِدَاءْ فِي المَكَانْ, mengawali dalam tempat. Contoh : 

( سُبْحَانَ الـَّذِيْ أسْرَى بعَبْدِهِ ليْلاً مِنَ المَسْجدِ الحَرَامِ إلى المَسْجدِ الأقصَى. (الإسراء :1
 

–    لِلتـَّبْعِيْض, sebagian. Contoh : (  وَمِنَ النـَّاسِ مَنْ يَقـُوْلُ آمنـَّا باللهِ (البقرة : 8
 

–    لِلتـَّبْيـِيْن, menjelaskan. Contoh : (  فاجْتـَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الأوْثانِ (الحج : 30

Alfiyyah,

بَعِّضْ وَبَيِّنْ وَابْتـَدِءْ فِي الأمْكِنهْ        *       بمِنْ وَقدْ تـَأتِيْ لِبَدْءِ الأزْمِنهْ

–    بَدَلِيَّة, Pengganti. Contoh : ( أرَضِيْتـُمْ بالحَيَاةِ الدُّنيَا مِنَ الآخِرَةِ. (التوبة :  38, taqdirnya :  بَدَلَ الآخِرَةِ

Alfiyyah,

لِلإنتِهَا حَتـَى وَلامٌ وَإلى                   *             وَمِنْ وَبَاءٌ يُفهِمَانِ بَدَلا

–    زَائِدَة, ciri ma’na zaidah yaitu selalu menjerkan isim nakiroh yang didahului nafi/syibeh nafi (nahi dan istifham). Contoh :  مَا لِبَاغٍ مِنْ مَفرٍّ (pada nafi)
 
Alfiyyah,

وَزِيْدَ فِيْ نـَفيٍ وَشِبْهِهِ فجَرّ         *         نكِرَة ًكمَا لِبَاغٍ مِنْ مَفرّ

2.    إلى
 
Ma’nanya ada 2, yaitu :

–    إنتِهَاءْ فِي الزَّمَانْ, mengakhiri dalam waktu. Contoh : صُمْتُ إلى يَوْمِ الخَمِيْسِ
 

–    إنتِهَاءْ فِي المَكَانْ, mengakhiri dalam tempat. Contoh : سِرْتُ مِنْ مَكَّة َإلى المَدِيْنةِ

Alfiyyah,

لِلإنتِهَا حَتـَى وَلامٌ وَإلى        *    وَمِنْ وَبَاءٌ يُفهِمَانِ بَدَلا

3.    عَنْ
 
Ma’nanya ada 4, yaitu :

–    مُجَاوَزَة, melewati. Contoh :  رَمَيْتُ السَّهْمَ عَنِ القـَوْسِ
 

–    بَعْدَ, jauh. Contoh : (  لتـَرْكَبُنَّ طـَبَقا عَنْ طـَبَقٍ (الإنشقاق : 19 

–    عَلى, atas. Contoh : (syair)

لاَهِ ابْنُ عَمِّكَ لاأفضَلـْتَ فِيْ حَسَبٍ     *      عَنـِّيْ وَلا أنتَ دَيَّانِى فتـَخْزُوْنِى
 

Alfiyyah,

بعَنْ تجَاوُزًا عَنـَى مَنْ قدْ فطـَنْ       *    بعَنْ تجَاوُزًا عَنـَى مَنْ قدْ فطـَنْ   
  
  كمَا عَلى مَوْضِعَ عَنْ قدْ جُعِلا         *     وَقدْ تَجـِيْ مَوْضِعَ بُعْدٍ وَعَلى

–    عن إسْمِيَّة, kalimah isim, cirinya selalu dijerkan oleh huruf jer من. Contoh : (syair)


       وَلقدْ أرَانِى للرِّمَاحِ دَرِيْئَة ً      *     مِنْ عَنْ يَمِيْنِيْ تارَة ً وَعَمَامِي
 

Alfiyyah,

وَاسْتـُعْمِلَ اسْمًا وَكذا عَنْ وَعَلى    *    مِنْ أجْلِ ذا عَليْهِمَا مِنْ دَخَلا 

4.    عَلى
 

Ma’nanya ada 4, yaitu :

–    إسْتِعْلاءْ, meninggikan/mengataskan


إسْتِعْلاءْ  Terbagi 2 :
 

•    Haqiqi. Contoh :  جَلسْتُ عَلى الكُرْسِي
 

•    Majazi. Contoh :  عليه دين
 

–    فِيْ, dalam. Contoh : (  وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا (القصص : 15
 

–    عَنْ, dari. Contoh : (Syair)

إذا رَضِيَتْ عَليَّ بَنـُوْ قـُشَيْرٍ      *       لعُمْرُ اللهِ أعْجَبَنِيْ رِضَاهَا


Alfiyyah,

عَلى لِلإسْتِعْلا وَمَعْنى فِيْ وَعَنْ           *    عَلى لِلإسْتِعْلا وَمَعْنى فِيْ وَعَنْ

–    على إسْمِيَّة, kalimah isim, cirinya apabila lafadz على dijerkan lafadz مِنْ. Ma’nanya adalah فـَوْقَ.
 
Contoh : (Syair)

غدَتْ مِنْ عَليْهِ بَعْدَ مَا تـَمَّ ضَمْؤُهَا       *    تـَصِلُّ وَعَنْ قـَيْضٍ بزَيْزَاءَ مُجْهِلٍ

Alfiyyah,

وَاسْتـُعْمِلَ اسْمًا وَكذا عَنْ وَعَلى      *    مِنْ أجْلِ ذا عَليْهِمَا مِنْ دَخَلا

5.    فِيْ
 
Ma’nanya ada 2 :
 

–    سَبَبـِيَّة, sebab. Contoh :

 دَخَلتِ امْرَأة ٌ النـَّارَ فِيْ هِرَّةٍ حَبَسَتهَا فلا هِيَ أطعَمَتهَا وَلا هِيَ ترَكَتهَا، تـَأكُلُ مِنْ خـَشَاشِ الأرْضِ
 

–    ظرْفِيَّة, wadah. Terbagi 2 :

•    Haqiqi : أنْ يَّكُوْنَ لِلظـَّرْفِ إحْتِوَاءٌ وَلِلمَظرُوْفِ تَحَيُّزٌ
 

Pada Dzorof (Wadah) ada ruang, dan pada Madzruf (yang diwadahi) ada bentuk.
 

Contoh : المَاءُ فِي الكُوْزِ. Artinya, Air ada di dalam ember
 

•    Majazi, ada 3
 

o    أنْ لا يَكُوْنَ لِلظـَّرْفِ إحْتِوَاءٌ وَلِلمَظرُوْفِ تَحَيُّزٌ .
 

Pada Dzorof (Wadah) tidak ada ruang, dan pada Madzruf (yang diwadahi) ada bentuk.
 

Contoh : زَيْدٌ فِي الخيْرِ, Artinya Zaid ada di dalam kebaikan
 

o    أنْ يَّكُوْنَ لِلظـَّرْفِ إحْتِوَاءٌ وَليْسَ لِلمَظرُوْفِ تَحَيُّزٌ .
 

Pada Dzorof (Wadah) ada ruang, dan pada Madzruf (yang diwadahi) tidak ada bentuk.
 

Contoh : العِلمُ فِي الصَّدْرِ, Artinya, Ilmu ada di dada (hati).
 

o    أنْ لا يَكُوْنَ لِلظـَّرْفِ إحْتِوَاءٌ وَليْسَ لِلمَظرُوْفِ تَحَيُّزٌ .
 

Pada Dzorof (Wadah) tidak ada ruang, dan pada Madzruf (yang diwadahi) tidak ada bentuk.
 

Contoh : العِلمُ فِي الخيْرِ, Artinya, Ilmu ada didalam kebaikan.
 

Alfiyyah,

وَزِيْدَ وَالظـَّرْفِيَّة َاسْتبـِنْ ببَا            *         وَفِيْ وَقـَدْ يُبَيِّنانِ السَّبَبَا

6.    رُبَّ
 
Ma’nanya ada 2, yaitu :
 

–    تكثير, memperbanyak. Contoh :  رُبَّ رَجُلٍ كَرِيْمٍ لقـَيْتُهُ
 

–    تقليل, meminimalisir. Contoh : (Syair)

اَلاَ رُبَّ مَوْلُوْدٍ وَليْس لهُ ابٌ        *    وَذِيْ وَلدٍ لَمْ يَلدْهُ اَبَوَانِ
 
Syaratnya – menjerkan ada 5, yaitu :


•    Yang dijerkan harus berupa isim dzohir
•    Amilnya harus dengan fiil madhi
•    Amilnya harus terletak dibelakang
•    Isim dzohirnya harus nakiroh
•    Isim nakirohnya harus disifati

7.    بَ

Ma’nanya ada 10, dan sudah dijelaskan pada pembahasan basmallah.
 

8.    ك
 

Ma’nanya ada 4 :


–    لِلتَّشْبـِيْهِ, menyerupai, maksudnya :

مُشَارَكَة ُ أمْرٍ لأمْرٍ فِى المَعْنـَى شَرِيْفا كَانَ أوْ حَسِيْسًا


Menyertakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, baik (bertujuan) untuk memulyakan maupun menghinakan.
 

Contoh : زَيْدٌ كَالأسَدِ
 

–    لِلتَّعْلِيْلِ, memberi alasan. Contoh : وَاذكُرُوْهُ كَمَا هَدَاكُمْ
 

–    زَائِدَة لِلتَّوْكِيْدِ  (tambahan untuk penguat statement). Crinya selalu masuk kepada lafadz مِثل.
 

Contoh : ليْسَ كَمِثلِهِ شَيْئٌ
 

–    كاف إسْمِيَّة, kalimah isim, namun keberadaannya sangat jarang ditemukan. Contoh : (Syair)

أتـَنتَهُوْنَ وَلنْ يَنهَى ذوِيْ شَطـَطٍ            *        كَالطـَّعْنِ يَذهَبُ فِيْهِ الزَّيْتُ وَالفـَتَلُ

Alfiyyah,

وَاسْتـُعْمِلَ اسْمًا وَكذا عَنْ وَعَلى                *         مِنْ أجْلِ ذا عَليْهِمَا مِنْ دَخَلا

9.    ل
 
Ma’nanya ada 4, yaitu :
 

–    لِلمِلكِ, yaitu الوَاقِعَة ُبَيْنَ ذاتَيْنِ وَدَخَلـَتْ عَلى مَنْ يَمْلِكُ
 

Artinya, Lam yang terletak diantara dua dzat yang masuk kepada pemiliknya.
 

Contoh : للهِ مَا فِى السَّمَاوَاتِ وَمَا فِى الأرْض
 

–    شِبَيْه مِلكِ, yaitu الوَاقِعَة ُبَيْنَ ذاتَيْنِ وَدَخَلـَتْ عَلى مَنْ لا يَمْلِكُ
 

Artinya, Lam yang terletak diantara dua dzat yang tidak masuk kepada seseorang yang bukan pemiliknya.
 

Contoh : المَالُ لِزَيْدٍ. ¬Harta itu milik zaid (hakikatnya seluruh harta adalah milik Allah)
 

–    تَعْدِيَّة, me-muta’addi-kan. Contoh : فهَبْ لِيْ مِنْ لـَدُنكَ وَلِيّا
 

–    تَعْلِيْلِيَّة, memberi alasan. Contoh : جئْتـُكَ لإكْرَامِكَ

Alfiyyah,

وَاللاَّمُ لِلمِلكِ وَشِبْهِهِ وَفِيْ                *          تـَعْدِيَّةٍ أيْضًا وَتـَعْلِيْلٍ قـُفِيْ

Penempatan Huruf Jer terbagi 3, yaitu :
 

1.    Khusus kepada Isim Dzohir, ada 7, yaitu : مُنذ, مُذ, حَتـَّى, كـَافَ, وَاو, رُبَّ, تـاء.
 

Alfiyyah,

بالظـَّاهِرِ اخْصُصْ مُنذ ُمُذ ْوَحَتـَّى    *    وَالكـَافَ وَالوَاوَ وَرُبَّ وَالتـَّا

Namun, Kaf digunakan menjerkan isim dzohir yang ma’rifat, sedangkan rubba untuk isim dzohir yang nakiroh.

Alfiyyah,

وَاخْصُصْ بمُذ ْوَمُنذ ُوَقتـًا وَبرُبّ             *         مُنكـَّرًا وَالتـَّاءُ للهِ وَرَبّ

2.    Boleh Isim Dzohir, boleh Isim Dhomir, yaitu Sisa dari yang 7 tadi (13 huruf).

Huruf Qosam (Janji)
 
Huruf Qosam ada 3, yaitu :
 

1.    تاء. Khusus masuk pada lafadz Allah. Contoh : تاللهِ
 

Syaratnya :
•    Fiil Qosamnya dibuang (ditaqdirkan)
•    Bukan merupakan jawaban dari pertanyaan/syarat
•    Tidak masuk pada Isim dhomir
 

2.    باء. Boleh masuk masuk pada lafadz Allah, boleh masuk kepasa isim dhomir. Contoh : باللهِ، بهِ
 

Syaratnya :
•    Fiil Qosamnya ditampakkan (diperlihatkan)
•    Boleh menjadi jawaban dari pertanyaan/syarat.
•    Boleh masuk pada isim dzohir, boleh masuk pada isim dhomir
 

3.    واو. Boleh masuk pada Lafadz Allah, boleh masuk pada isim dzohir. Contoh : وَاللهِ، وَالعَصْر
 

Syaratnya :
•    Fiil Qosamnya dibuang (ditaqdirkan)
•    Bukan merupakan jawaban dari pertanyaan/syarat
•    Boleh masuk pada isim dzohir dan lafadz Allah. Selain masuk kepada lafadz Allah hukumnya Syadz.
 

Qoidah,

وَقدْ يُجَرُّ الإسْمٌ حَرْفُ القـَسَمِ           *      وَاوٌ وَبَاءٌ تاءٌ أيْضًا فـَافهَمِ     

Pada dasarnya, asal dari huruf qosam adalah wawu, لِشُهْرَتِهَا وَلِكَثـْرَةِ اسْتِعْمَالِهَا فِى القسَمِ, karena masyhur dan paling sering digunakan untuk sumpah (daripada huruf qosam lainnya).


_____________________________
Demikian pembahasan Bab Kalam Bagian 5, Tunggu Pembahasan Bab Kalam Bagian 6 di artikel selanjutnya.

Sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat

Konsistensi Elektron

Sebuah atom, terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, terdiri dari inti dan elektron yang berputar di sekitar inti.
Proton merupakan inti bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan, inti itu sendiri selalu bermuatan positif. Sedangkan elektron yang berputar di sekitar inti sebanyak satu juta kali putaran per detik SELALU bermuatan negatif.

Salah satu karakteristik terpenting yang membuat atom begitu menakjubkan adalah putaran dari electron yang tanpa henti.

Elektron dalam atom, yang tidak pernah berhenti berputar sejak saat penciptaan mereka, TERUS BERPUTAR TANPA TERPUTUS DENGAN KECEPATAN YANG SAMA, tidak peduli berapa banyak waktu berlalu atau dari bagian apa substansi mereka, mereka tetap KONSISTEN.

Setiap atom memiliki jumlah elektron yang berbeda. Misalnya, hanya ada 1 elektron dalam atom hidrogen, 2 elektron dalam atom helium dan 92 elektron dalam atom uranium.

Elektron-elektron tersebut berputar pada tujuh orbit yang terpisah. Dalam atom yang berat, sekitar 100 elektron didistribusikan di antara tujuh orbit tersebut. Sejumlah elektron berputar dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang sama, atau bahkan ada elektron yang menyeberang antar orbit. TETAPI MEREKA TIDAK PERNAH bertabrakan.

Hal Ini adalah salah satu aspek yang paling menakjubkan dari elektron. Tak ada satupun dari seratus atau lebih elektron pada tujuh orbit berbeda, yang berputar satu juta kali tiap detiknya, yang pernah bertabrakan dengan elektron yang lain, berhenti berputar atau putarannya menjadi lambat. Setiap elektron masing-masing mengontrol gerakannya yang menakjubkan itu agar tetap pada jalannya sendiri, dalam harmoni yang menakjubkan, dan telah melakukannya sejak penciptaan alam semesta.

Ada hal lain yang menakjubkan di sini. Agar elektron dapat berputar pada orbit yang berbeda mereka harus memiliki massa yang berbeda, seperti planet-planet. Tapi anehnya semua elektron MEMILIKI MASSA DAN UKURAN YANG SAMA. Hal inilah yang hingga saat ini belum diketahui mengapa tingkat energi dari partikel-partikel identik ini berbeda dan mengapa mereka berputar dalam orbit yang berbeda (padahal massa dan ukurannya sama).

Elektron menempati tempat mereka di orbitnya dengan suatu perintah khusus dan berpindah tempat bila perlu, juga dengan cara yang sama. Mereka terlindungi secara special, maka dengan demikian mereka tidak pernah berbenturan, karena pada hakikatnya mereka berada di bawah kendali tunggal dari Alloh Yang Maha Kuasa, yang Menciptakan dan Selalu Mengawasi mereka setiap saat.

Setiap atom telah diciptakan lebih dari 15 miliar tahun yang lalu dan sampai saat ini masih tetap patuh menjalankan aturan sama yang menakjubkan tersebut.

Selama 15 miliar tahun, tidak ada satupun elektron berputar pada orbit yang salah, tak ada satupun yang merubah kecepatan atau bertabrakan dengan elektron yang lain, karena setiap elektron berada dalam pengetahuan Tuhan kita dan setiap elektron bergerak atas perintah-Nya.

Itu sebabnya, jika dikaji dari sisi pengetahuan dan penciptaan, mulai dari galaksi raksasa hingga ke dunia yang tak terlihat di dalam atom, semuanya adalah satu dan sama. Mereka semua ada karena Tuhan kita Allah memerintahkan mereka untuk  “Jadilah!”

Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syetan yang terkutuk


Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “kun (jadilah)”, maka jadilah ia. (Surat An-Nahl: 40)

 _____________________
 sumber : harunyahya.com

Fenomena Nyamuk

Dalam Alqur’an, Allah seringkali menyeru manusia untuk mempelajari alam dan menyaksikan “ayat-ayat” yang ada padanya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di jagat raya ini dipenuhi “ayat” yang menunjukkan bahwa alam semesta seisinya telah diciptakan. Di samping itu alam ini adalah pencerminan dari ke-Mahakuasaan, Ilmu dan Kreasi Penciptanya. Adalah wajib bagi manusia untuk memahami ayat-ayat ini melalui akalnya, sehingga ia pun pada akhirnya menjadi hamba yang tunduk patuh di hadapan Allah.

Kendatipun semua makhluk hidup adalah ayat Allah, uniknya ada sejumlah binatang yang secara khusus disebut dalam Alqur’an. Satu diantaranya adalah nyamuk:

إِنَّ اللَّه لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Rabb mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah, 2:26).

Mungkin banyak di antara kita yang menganggap nyamuk sebagai serangga yang biasa saja, atau bahkan menjengkelkan karena suka mengganggu orang tidur. Akan tetapi pernyataan: “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu” semestinya mendorong kita untuk memikirkan keajaiban binatang yang satu ini.

 Pemakan madu bunga

Anggapan banyak orang bahwa nyamuk adalah penghisap dan pemakan darah tidaklah sepenuhnya benar. Hanya nyamuk betina yang menghisap darah dan bukan yang jantan. Di samping itu, nyamuk betina menghisap darah bukan untuk kebutuhan makan mereka. Sebab baik nyamuk jantan maupun betina, keduanya hidup dengan memakan “nectar”, yakni cairan manis yang disekresikan oleh bunga tanaman (sari madu bunga). Satu-satunya alasan mengapa nyamuk betina, dan bukan jantan, menghisap darah adalah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk. Dengan kata lain, nyamuk betina menghisap darah untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Perubahan warna

 Proses perkembangan nyamuk merupakan peristiwa yang paling menakjubkan. Di bawah ini uraian singkat tentang metamorfosis nyamuk dimulai dari larva mungil melalui sejumlah fase perkembangan yang berbeda hingga pada akhirnya menjadi nyamuk dewasa.

Nyamuk betina menaruh telurnya, yang diberi makan berupa darah agar dapat tumbuh dan berkembang, pada dedaunan lembab atau kolam-kolam yang tak berair di musim panas atau gugur. Sebelumnya, nyamuk betina ini menjelajahi wilayah yang ada dengan sangat teliti menggunakan reseptornya yang sangat peka yang terletak pada perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, nyamuk mulai meletakkan telur-telurnya. Telur yang panjangnya kurang dari 1 mm ini diletakkan secara teratur hingga membentuk sebuah barisan teratur. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya sedemikian hingga berbentuk seperti sebuah sampan. Beberapa koloni telur ini ada yang terdiri dari 300 buah telur.

Telur-telur yang berwarna putih ini kemudian berubah warna menjadi semakin gelap, dan dalam beberapa jam menjadi hitam legam. Warna gelap ini berfungsi untuk melindungi telur-telur tersebut agar tidak terlihat oleh serangga maupun burung pemangsa. Sejumlah larva-larva yang lain juga berubah warna, menyesuaikan dengan warna tempat di mana mereka berada, hal ini berfungsi sebagai kamuflase agar tidak mudah terlihat oleh pemangsa.

Larva-larva ini berubah warna melalui berbagai proses kimia yang terjadi pada tubuhnya. Tidak diragukan lagi bahwa telur, larva maupun nyamuk betina bukanlah yang menciptakan sendiri ataupun mengendalikan berbagai proses kimia yang mengakibatkan perubahan warna tersebut seiring dengan perjalanan metamorfosis nyamuk. Mustahil pula jika sistem yang kompleks ini terjadi dengan sendirinya. Kesimpulannya adalah nyamuk telah diciptakan secara lengkap beserta dengan sistem perkembangbiakannya sejak pertama kali ia ada. Dan Pencipta yang Maha Sempurna ini adalah Allah.

Hidup sebagai larva

 Ketika periode inkubasi telur telah berlalu, para larva lalu keluar dari telur-telur mereka dalam waktu yang hampir bersamaan. Larva (jentik nyamuk) yang makan terus-menerus ini tumbuh sangat cepat hingga pada akhirnya kulit pembungkus tubuhnya menjadi sangat ketat dan sempit. Hal ini tidak memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh membesar lagi. Ini pertanda bahwa mereka harus mengganti kulit. Pada tahap ini, kulit yang keras dan rapuh ini dengan mudah pecah dan mengelupas. Para larva tersebut mengalami dua kali pergantian kulit sebelum menyelesaikan periode hidup mereka sebagai larva.

Jentik nyamuk mendapatkan makanan dengan cara yang menakjubkan. Mereka membuat pusaran air kecil dalam air dengan menggunakan bagian ujung dari tubuh mereka yang ditumbuhi bulu sehingga mirip kipas. Kisaran air tersebut menyebabkan bakteri dan mikro-organisme lainnya tersedot dan masuk ke dalam mulut larva nyamuk. Proses pernapasan jentik nyamuk, yang posisinya terbalik di bawah permukaan air, terjadi melalui sebuah pipa udara yang mirip dengan “snorkel” (pipa saluran pernapasan) yang biasa digunakan oleh para penyelam. Tubuh jentik mengeluarkan cairan yang kental yang mampu mencegah air untuk memasuki lubang tempat berlangsungnya pernapasan. Sungguh, sistem pernapasan yang canggih ini tidak mungkin dibuat oleh jentik itu sendiri. Ini tidak lain adalah bukti ke-Mahakuasaan Allah dan kasih sayang-Nya pada makhluk yang mungil ini, agar dapat bernapas dengan mudah.

Saat meninggalkan kepompong

Pada tahap larva (jentik), terjadi pergantian kulit sekali lagi. Pada tahap ini, larva tersebut berpindah menuju bagian akhir dari perkembangan mereka yakni tahap kepompong (pupal stage). Ketika kulit kepompong terasa sudah sempit dan ketat, ini pertanda bagi larva untuk keluar dari kepompongnya.

 Selama masa perubahan terakhir ini, larva nyamuk menghadapi tantangan yang membahayakan jiwanya, yakni masuknya air yang dapat menyumbat saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan lubang pernapasannya, yang dihubungkan dengan pipa udara dan menyembul di atas permukaan air, akan segera ditutup. Jadi sejak penutupan ini, dan seterusnya, pernapasan tidak lagi melalui lubang tersebut, akan tetapi melalui dua pipa yang baru terbentuk di bagian depan nyamuk muda. Tidak mengherankan jika dua pipa ini muncul ke permukaan air sebelum pergantian kulit terjadi (yakni sebelum nyamuk keluar meninggalkan kepompong). Nyamuk yang berada dalam kepompong kini telah menjadi dewasa dan siap untuk keluar dan terbang. Binatang ini telah dilengkapi dengan seluruh organ dan organelnya seperti antena, kaki, dada, sayap, abdomen dan matanya yang besar.

Kemunculan nyamuk dari kepompong diawali dengan robeknya kulit kepompong di bagian atas. Resiko terbesar pada tahap ini adalah masuknya air ke dalam kepompong. Untungnya, bagian atas kepompong yang sobek tersebut dilapisi oleh cairan kental khusus yang berfungsi melindungi kepala nyamuk yang baru “lahir” ini dari bersinggungan dengan air. Masa-masa ini sangatlah kritis. Sebab tiupan angin yang sangat lembut sekalipun dapat berakibatkan kematian jika nyamuk muda tersebut jatuh ke dalam air. Nyamuk muda ini harus keluar dari kepompongnya dan memanjat ke atas permukaan air dengan kaki-kakinya sekedar menyentuh permukaan air.

Begitulah, seringkali hati kita tertutupi dari memahami kebesaran Allah pada makhluknya yang tampak kecil dan tak berarti. Kalau nyamuk yang kecil ternyata menyimpan keajaiban ciptaan Allah yang begitu besar, bagaimana dengan makhluk-Nya yang lebih besar dan lebih sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari? Wallaahu a’lam.

________________________________
Sumber : harunyahya.com