Muqoddimah : Mabadi Ilmu Nahwu

Bismillahirrahmanirrohim,,,

Sebelum kita mempelajari ilmu nahwu, kita disarankan untuk mengetahui terlebih dahulu Stadium General tentang ilmu nahwu tersebut. Dengan mengetahui Stadium general dari ilmu nahwu, baru kita akan mudah mempelajari ilmu nahwu. Tak kenal maka tak sayang, kenalan duru, baru mendalami, begitu kata pepatah. Is it right? Right wes,,,, 
Stadium general nahwu atau dikenal dengan Mabadi Ilmu Nahwu terklarifikasi menjadi 10 bagian, yaitu :


1.    Al Hadd (Definisi)    : Etimologi ; المثل والجهة والمقدار والقسم والبعض والقصد artinya contoh, jalan, ukuran, bagian, dan tujuan
Terminologi ; علمٌ بأصولٍ يعرفُ بها احوالُ اواخرِ الكلم اعرابًا وبنًاء,
artinya, ilmu yang fokus tujuannya adalah mempelajari keadaan/kondisi akhir kalimat bahasa arab baik berupa mu’rob, maupun mabni.
2.    Maudhu (Sasaran, Fokus): Fokus utama ilmu nahwu adalah kalimat arabiyyah dengan batasan berupa mempelajari keadaan-keadaannya (ahwalnya).
3.    Tsamroh (Hasil, Manfaat) : Hasil yang akan diperoleh ketika kita berhasil menguasai ilmu nahwu yaitu, kita akan terbebas dari kesalahan dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits (lebih tepatnya meminimalisir kesalahan, karena hakikat dari manusia itu sendiri).
4.    Fadhol (Keutamaan)    : Keutamaan dari ilmu nahwu sendiri adalah Lebih unggul dari berbagai Ilmu, karena tanpa ilmu nahwu, kita tidak dapat mempelajari ilmu lainnya (dalam hal ini yang berkaitan dengan ilmu-ilmu berbahasa arab)
Syekh Imrithi dalam kitabnya bernadzom,

والنَّحْوُ اَوْلَى أوَّلاً اَنْ يُعْلمَا      *    اِذِ الكلامُ دُوْنَهُ لنْ يفهما

       
Ilmu Nahwu adalah ilmu yang harus pertama kali dipelajari, karena tanpa nahwu, kita tidak akan bisa memahami kalam araby

5.    Nisbat (Hubungan)    : Hubungan Nahwu dengan Ilmu lain adalah Tabayyun, yaitu Berbeda satu sama lain, dalam artian Ilmu nahwu dan ilmu lain(contohnya Shorof) mempunyai perbedaan yang mutlak (Tabayyun Umum Khusus min Ithlaq), karena mempunyai batasan-batasan tersendiri dalam pembahasannya.
6.    Wadhi’ (Author, Pencetus) : Pencetus Ilmu Nahmu sendiri adalah “Abu Aswad Addauli”, pada masa Sayyidina Ali (Kisahnya ntar di artikel selanjutnya ya…).
7.    Istimdad (Sumber) : Sumber lahirnya ilmu nahwu ini berasal dari Al-Qur’an dan Hadits. (Hakikatnya, semua ilmu yang ada di dunia ini berasal dari Al-Qur’an dan Hadits)
8.    Ism (Nama)    : Nama ilmu ini adalah Ilmu Nahwu (Kisahnya ntar diartikel selanjutnya ya…)
9.    Hukum (Justifikasi) : Hukum mempelajari ilmu Nahwu adalah Fardhu Kifayah (Ketika sudah ada yang menguasai ilmu nahwu dalam suatu daerah secara matang, maka gugur ke fadhuan orang lain untuk mempelajari ilmu nahwu. Hukumnya menjadi sunnah).
10.    Masa’il (Mas’alah) : Mas’alah ilmu nahwu sendiri adalah Qowaid-qowaid ilmu nahwu itu sendiri.

Nadzom Mashur mengenai Mabadi
إنّ مَبَادِيَ كُلّ فَنٍّ عَشَرَة             *         الحَدُّ وَالمَوْضُوْعُ ثمّ الثـّمْرَة 
وَالإسْمُ الإسْتِمْدَادُ حُكْمُ الشّاَرِعُ    *           وَفَضْلُهُ والنِّسْبَةُ وَالوَاضِعُ
مَسائِلٌ والبَعْضُ بِالبَعْضِ اكْتَفَ      *    وَمَنْ دَرَى الجَمِيْعَ حَازَ الشّرَفَا   
Mabadi dari setiap cabang ilmu (fan) ada 10, yaitu Had, Maudhu, Tsamroh, Fadhol, Nisbat, Wadhi’, Ism, Istimdad, Hukum, dan Masa’il. Masa’ilnya cukup dikuasai sebagian saja, namun lebih baik bila menguasai sedalam-dalamnya.

Setelah kita mengetahui mabadi dari ilmu nahwu tersebut, kita bisa memposisikan diri dalam memandang dan mempelajari Ilmu tersebut. Selamat Belajar….!!!

Nantikan Artikel Selajutnya,,,,

Sumber    : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat

Malaikat Dalam Perspektif Fisika

Malaikat Izroil, si pencabut nyawa, diberi tugas oleh Tuhan untuk mencabut nyawa ratusan penduduk bumi dalam waktu yang bersamaan. Bagaimana dia melakukannya? Hari itu sebuah pesawat penumpang jatuh di lautan. Ratusan penumpang tewas. Pada detik itu juga puluhan orang di benua lain meninggal karena peperangan. Di tempat yang berbeda beberapa orang meninggal sebab penyakit. Jarak mereka saling berjauhan bahkan di benua yang berbeda. Malaikat Izroil dalam waktu yang bersamaan harus melakukan tugas mencabut nyawa setiap individu sesuai perintahNya. Secara logika biasa, pekerjaan itu tidak mungkin dilakukan seorang diri dalam waktu yang sama dan dimensi ruang yang berbeda. Kalau jumlah malaikat sama banyaknya dengan personil yang harus ditangani,hal itu tidak menjadi masalah. Namun dengan berkembangnya ilmu fisika ternyata hal tersebut dapat dijelaskan kebenarannya walaupun dilakukan seorang diri.

Malaikat
Menurut beberapa keterangan bahwa malaikat diciptakan Tuhan dari cahaya. Oleh karena itu malaikat juga memiliki sifat- sifat seperti cahaya. Sifat- sifat cahaya yang penting dalam konteks ini adalah bahwa cahaya memiliki kecepatan sekitar 300.000 km/detik,memiliki sifat dualisme yaitu sebagai gelombang maupun partikel atau materi. Kedua sifat tersebut tentu saja juga dimiliki oleh malaikat Izroil dan malaikat- malaikat lainnya.

Teori Relativitas
Seorang ahli fisika, Albert Einstein, mengemukakan teori yang disebut dengan teori relativitas yang berkaitan dengan waktu, massa dan dimensi ruang. Selanjutnya dalam postulatnya Einstein mengatakan bahwa tidak ada benda di alam semesta ini yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Jika hal ini terjadi, maka benda atau materi tersebut tidak memiliki dimensi waktu dan tidak memiliki awal dan akhir. Dengan kecepatan cahaya, benda akan memiliki massa yang amat besar dan memiliki dimensi ruang sama dengan nol. Ini berarti bahwa benda tersebut ada wujudnya tetapi tidak terlihat.

Si Pencabut Nyawa
Si pencabut nyawa, malaikat Izroil, suatu ketika harus menjalankan perintah Tuhan untuk mencabut nyawa beberapa penduduk bumi di beberapa negara di dunia. Dia harus berangkat dari kantor pusatnya di Arsy menuju ke tempat kediaman orang-orang yang telah ditentukan. Telah kita ketahui bahwa malaikat memiliki sifat- sifat seperti cahaya, baik kecepatannya dalam bergerak maupun sifat dualismenya. Ketika malaikat berangkat dari posnya menuju bumi dengan kecepatan cahaya, dia akan berwujud sebagai gelombang sehingga dengan mudah melintasi benda- benda langit. Bila berbentuk materi dengan kecepatan cahaya, dia juga tidak bisa dilihat karena dimensinya nol dan massanya akan berubah menjadi energi yang sangat dahsyat, yaitu sama dengan massa dikalikan kecepatan cahaya dikuadratkan. Ketika sudah tiba di bumi, dia mengubah dirinya menjadi materi agar dapat berkomunikasi dengan orang yang ditemuinya. Kondisi seperti itu sering dilakukan oleh para malaikat ketika akan menemui para nabi dan rosulNya.

Waktu Bersamaan
Menurut teori relativitas Einstein, jika suatu benda bergerak dengan kecepatan cahaya, maka benda tersebut tidak memiliki dimensi waktu. Sifat ini dimiliki oleh malaikat Izroil, juga malaikat lainnya, sehingga dia dapat pergi kemana saja dalam waktu yang bersamaan. Dengan sifat inilah, dia dengan sangat mudah melakukan pekerjaannya, termasuk mencabut nyawa penduduk bumi di pelbagai tempat yang berbeda. Itulah malaikat makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan untuk melaksanakan tugas sesuai yang diperintahkanNya. Dengan didukung oleh teori relativitas dalam bidang fisika, keadaan- keadaan yang tadinya tampak tidak masuk akal akhirnya dapat dijelaskan secara rasional.
Pengertian surah al-Maarij ayat 4, ini, ialah jarak antara dunia dan langit  memakan masa selama 50 ribu tahun. Dari sumber di ketahui bahawa malaikat itu di perbuat dari cahaya, kelajuan 50 ribu tahun pada surah di atas besar kemungkinan adalah kelajuan cahaya atau pun lebih dari kelajuan cahaya.
Dari ayat ini saya  berfikir tentang kejadian manusia,  kejadian malaikat itu sendiri dan syaitan. Seperti yang kita ketahui, manusia dijadikan dari tanah, malaikat dijadikan dari cahaya, syaitan dijadikan dari api. Jika diperhatikan ketiga-tiga kejadian ini, manusia mempunyai kelebihan dari sifat asalnya iaitu tanah, manusia boleh berfikir, boleh bergerak, dan mengambil tanah itu sendiri untuk dijadikan sesuatu seperti bercucuk tanam. Dengan mengambil sifat-sifat manusia ini berbanding tanah, kita boleh ketahui bahawa sudah tentulah malaikat yang di jadikan dari cahaya itu sendiri mempunyai sifat-sifat yang melebihi cahaya itu sendiri. Jika cahaya mempunyai kelajuan 299,792.5 kilometer perdetik, maka sudah pastilah malaikat mempunyai ciri-ciri kelajuan melebihi kelajuan cahaya. Syaitan pula  dijadikan dari api, kita semua tahu bahawa api itu panas sekali, tetapi api yang panas itu tidak mampu menyebabkan manusia masuk ke dalam neraka, sebaliknya sifat  syaitan lebih panas dari api lah yang mampu  menyebabkan manusia masuk ke dalam neraka.
Berdasarkan kefahaman sifat-sifat malaikat di atas dan berdasarkan ayat dalam surah Al-Maarij ayat 4, di atas ia adalah data yang berguna untuk pengiraan untuk menentukan berapakah kelajuan malaikat apabila ia bergerak. Para malaikat bergerak menghadap Tuhan sehari kadarnya 50 ribu tahun kiraan kita di dunia. Ia boleh diterangkan seperti persamaan di bawah;
Satu hari (perjalanan malaikat bermusaffir) = 50.000 tahun (kiraan manusia di dunia) ——-(1)   
Kiraan manusia di dunia = kiraan dalam tahun cahaya ———————(2)
Daripada sumber di ketahui bahawa jarak yang dilalui selama 1 tahun cahaya ialah sejauh 9.460.730.472.580,8 km, maka jika perjalan selama 50.000 tahun pula boleh diketahui seperti dibawah:
Jarak malaikat lalui dalam sehari = 9.460.730.472.580,8 km X 50.000
                                                           = 473.036.523.629.040.000 km
Oleh itu kita ketahui bahawa jarak yang dilalui dalam sehari kiraan malaikat dan selama 50 ribu tahun kiraan manusia di dunia ialah sejauh 473.036.523.629.040.000 km. Dengan membahagikan jarak tersebut dengan masa selama satu hari dalam saat kita boleh ketahui kelajuan malaikat seperti berikut.
Kelajuan malaikat = 473.036.523.629.040.000 km / (1 hari X 60 menit X 60 menit) detik
                                = 131.399.034.341.400 km per detik
Dari kiraan di atas kita ketahui kelajuan malaikat ialah 131,399,034,341,400 km per saat, dari sumber kita ketahui bahawa kelajuan cahaya ialah 299,792.5 km per detik.  Baru-baru ini pada Sepember 2011, European of Organization for Nuclear Research, CERN telah mengumumkan tentang satu particle yang mempunyai kelajuan melebihi kelajuan cahaya, partikel itu di namai neutrinos iaitu berkelajuan 300.006 km per detik lebih laju sedikit dari kelajuan cahaya sebanyak 213,5 km per saat. Bagi saya ia ialah satu penemuan baru yang bagus untuk kita mendekatkan diri pada Allah dan perlu mengkaji lebih mendalam lagi fenomena ini. Dengan membuat perbandingan antara kelajuan malaikat dan kelajuan cahaya, bolehlah kita umpamakan seperti dalam cerita Arnab dan kura-kura berlumba. Arnab itu umpama malaikat manakala kura-kura ialah cahaya dalam upacara lari pecut 100 meter, sudah tentulah kura-kura di tinggal jauh oleh arnab, begitulah umpamanya antara cahaya dan malaikat.

Wallahualam. 

(Tugas kelompok Mata Kuliah Study Al-Qur’an)

Sungai didasar Laut

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan: 53)

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli Oceanografi dan ahli selam terkemuka dari Francis. Orang tua yang berambut putih ini, sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar sangat sedap rasanya >karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memusingkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya tawar dari asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
               
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Quran tentang bertemunya dua lautan (Surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi,”Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan .. .” Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, Antara keduanya ada batas yang tidak melampaui masing-masing.” Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, dimana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan.” artinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.
               
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al-Quran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al-Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

“Allahu Akbar…!” Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.”  Bila seorang bertanya,“Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah Saw bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al-Quran.
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua, jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah sungai di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun-daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan Hidrogen Sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.

Dari Berbagai Sumber.

Cerpen : Jalan terbaik

Malam itu, dikamar yang sunyi, tak terdengar gemuruh suara apapun. Padahal sebenarnya, semua benda yang ada di kamar itu berlafadz syahdu menyebut asma-Nya.  Bahkan seluruh komponen biotik dan abiotik di bumi melafadzkan nama-Nya dengan penuh khidmat, suara mereka sangat terdengar oleh-Nya. Hanya manusia yang tidak ditakdirkan untuk bisa mendengar suara dzikir para hamba-Nya diseluruh Alam Semesta ini. Hanya manusia, hanya manusia yang tidak ditakdirkan untuk melafadzkan dan mengagungkan kebesaran ilahi. Hanya segelintir manusia yang masih mengingat akan siapa yang membuatnya bisa merasakan indahnya kehidupan, dan termasyghul dengan kesibukan duniawi. Namun,tak lama,
akhirnya ada juga manusia yang melafadzkan Allahu akbar di muka bumi. Ia Sholat Tahajjud, setelahnya, manusia itu berdzikir menyebut-nyebut asma Tuhannya yang Maha Kuasa dan memanjatkan do’a. Setelah ia bermunajat kepada-Nya, ia lipat sajadah cinta yang ia pakai untuk taqorrub dengan-Nya. Lalu mengambil secarik kertas dan mulai menulis.

Untuk Dinda tercinta
Annisa Hasanatul Fauziah

Nis, ga kerasa waktu kang fauzan disini Cuma tinggal beberapa hari lagi. Kang Fauzan dah minta izin sama Kyai Ahmad untuk mukim dan Alhamdulillah disetujui.
Oh iya, Nisa juga kan seminggu lagi wisuda. Ntar kalo udah wisuda, Kang Fauzan janji bakal melamar Nisa demi menjalankan sunnah Rasul dan beribadah kepada-Nya.
Selama ini mungkin kita hubungan Cuma lewat sepucuk surat demi surat. Ketemu pun Cuma baru lihat dari kejauhan. Kang Fauzan ga mau hubungan yang mendatangkan fitnah. Kang Fauzan pengen ada ikatan yang akan menghalalkan Kang Fauzan untuk meluapkan rasa cinta dan kasih sayang Kang Fauzan ke Nisa.
Cintamu,
Fauzan

    Ia langsung melipat surat berselimut ribuan kasih sayang itu ke saku jacket yang ia pakai saat itu. Waktu menunjukan pukul 03.15, sudah saatnya dia membangunkan santri-santri. “teeeeettt…”bel berbunyi memecah kesunyian waktu fajar dan membangunkan santri-santri. Ia mengumumkan “Kepada semua santri untuk bersiap-siap menunaikan jamaah Shalat Shubuh.”
* * *
Hati Annisa berbunga-bunga, kini ia tinggal menunggu satu atau dua hari lagi. Ia tak sabar, ia ingin kang Fauzan segera mengkhitbah dirinya. Wisuda sudah ia lalui dengan gemilang, ia lulus S1 dengan IPK yang memuaskan, ia juga meninggalkan pesantren dengan restu abah, padahal jarang santri yang mudah mendapat restunya untuk berpindah lokasi berjihad di jalan-Nya. Yah, dialah lulusan terbaik. Di bilik lain, rumah Fauzan, ia nampak bingung, ia bingung dengan beberapa pilihan, pilihan apa? Sewaktu ia pamit untuk kembali ke Cirebon, kampung halamannya, kyai Ahmad malah meminta Fauzan untuk menikahi anak tunggalnya yang sekarang mesantren di Pondok Tahfidzul Qur’an  (PTQ) Magelang. Ia tak kuasa menolak keinginan gurunya. Sebagai murid, ia harus sami’naa wa atho’naa kepada gurunya agar ilmunya bermanfaat.

Seharusnya hari itu adalah hari dimana Fauzan menemui orang tua Annisa. Namun ia masih bingung dengan titah gurunya, menikahi putrinya dan meneruskan syiar kalimat tauhid di pesantren itu. Umur kyai Ahmad sudah berkepala enam, dan beliau sangat membutuhkan pengganti dirinya untuk memimpin pondok pesantren dan ia memilih Fauzan, sang mantan Rois itu.

“Jang, menurut kamu aku harus bagaimana?”. Tanya Fauzan dengan raut wajah berselimut kebingungan.
“Yah kalo aku jadi kamu sih, aku nikahin dua-duanya juga bisa. Toh, Islam juga membolehkan kan, فانكحوا ما طاب لكم من النّساء مثنى وثلاث ورباع  itu dalilnya zan!”. Jawab Jajang enteng.
“Itu boleh dilakuin kalo kita bisa adil nantinya. Aku takut gak bisa adil dan belum tentu mereka mau aku poligami.”
“Adil ? tawakal sama Allah dan berdo’a semoga kita adil, gampang kan? Toh semua ini yang ngatur Allah.”’
“Gak sepraktis yang kamu pikir, oon!”, gerutu Fauzan dengan tekanan darah agak naik.
“Loh kok marah nih kan cuman ngasih saran. Huh, harusnya kamu syukuran sama Allah. Annisa cantik, Nadia juga gak kalah cantik, pinter-pinter lagi, beruntung deh kalo aku ditakdirkan jadi pendamping hidup mereka. Bisa jadi, setiap hari gak bakalan ada bosennya hidup di dunia ini.” Jajang menjawab dengan guyonan.
“Ah aku minta saran, kamu malah bercanda. Udah ah malas aku ngobrol ini sama kamu,” Fauzan tambah kesel. Fauzan hanya bisa pasrah kepada Allah. Di malam hari ia tunaikan shalat istikharah dan berharap jawaban dari-Nya menyelesaikan problema yang ia hadapi.
***
    Semarak suara rebana menyambut kedatangan mempelai pria menuju tempat akad nikah berlangsung. Bapak penghulu sudah siap untuk menikahkan anak cucu adam dan hawa ini, “Saya nikahkan saudara Muhammad Fauzan Hamdan bin Sutarjo dengan Ahsanun Nadia binti KH.Ahmad Fathoni dengan mas kawin kitab Fathul Bari.”
    “Saya terima nikahnya Ahsanun Nadia binti KH. Ahmad Fathoni dengan mas kawin kitab Fathul Bari..” Jawaban Fauzan sangatlah jelas dan ittishal. Penghulu dan saksi men-sahkan akad itu. Fauzan berharap dalam hati,’Ya Allah semoga ini jalan terbaik yang Engkau pilihkan untuk hamba-Mu ini.’
    Disamping masjid tempat akad berlangsung, sepasang mata memandangnya dengan berkaca-kaca. Ia tak kuat menahan sakit hati yang sangat dalam. Ia berlari meninggalkan masjid itu “Kenapa ini harus terjadi pada Annisa ya Allah, hamba pasrah pada-Mu karena hamba yakin, semua ini adalah yang terbaik untuk hamba dan Kang Fauzan.” Hati Nisa menangis.

***
    “Kang Fauzan, sekarang Nadia sudah jadi milik Kang Fauzan. Nadia serahkan jiwa dan raga ini untuk suami Nadia tercinta!” kata-kata Nadia begitu lembut dan sangat mempesona.
    Fauzan menatap istrinya itu dalam-dalam. Tak lama kemudian, ia memalingkan mukanya dan menatap langit di balik jendela dengan tatapan kosong. “Nadia, kang Fauzan pengen ngasih tahu kamu tentang kegundahan hati kang Fauzan sekarang. Tapi kang Fauzan takut kamu gak bisa terima semua ini.”
    “Ceritakan saja Kang, Nadia akan pasrah dan taat dengan apa yang Kang Fauzan lakukan dan putuskan.” “Nadia gak mau kan mempunyai suami yang termasuk orang munafik yang mengingkari janjinya?” Nadia mengangguk pelan. Akhirnya, Fauzan menceritakan semuanya, dari mulai janjinya kepada seorang santriyyah, yang ketika ia hendak menepatinya, Kyai Ahmad malah memintanya untuk menikahi Nadia, putrinya. Dan sekarang Fauzan merasa serba salah atas semua yang telah terjadi. Ia bingung apa yang harus ia lakukan.
    Nadia membalikan badan. Suasana kamar itu mendadak hening. Hampir sepuluh menit mereka diam seribu bahasa. “Nadia izinkan kang Fauzan untuk menepati janji kang Fauzan, Nadia ga mau punya suami yang termasuk munafiqiin. إنّ المنافقين فى الدرك الأسفل من النّار , Nadia ga mau orang yang Nadia cintai ter-khitob dengan Firman Allah itu. Meskipun ini berat buat Nadia, tapi Nadia yakin, Allah pasti akan memberi jalan terbaik akan masalah yang menimpa kita”, Fauzan kagum dengan ketegaran hati istrinya. Tak rugi ia mendapat istri se-cantik dan se-sholehah Nadia.
    Fauzan menangis di pelukan istrinya, tak kuasa menahan air mata yang hendak meleleh. Nadia menghapus air mata suaminya itu. “ Sudahlah, lebih baik sekarang kita sholat sunnah dulu, lalu Nadia ingin kang Fauzan menjalankan kewajiban kang Fauzan sebagai suami Nadia.”
    Mereka tenggelam dan Cinta Sejati yang semata dirajuk hanya karena-Nya. Cinta yang takkan pernah luntur walau diterpa badai dan ombak samudra. Karena mereka saling mencintai hanya karena mengharap Ridho-Nya dan hanya demi berjuang dijalan-Nya. Sungguh indah hikmah yang dipetik dari sebuah keajaiban keagungan cinta.

***
    Pagi nan cerah, Ayam Jago dengan jantannya berkokok memberi Isyarat pagi telah tiba. Kesegaran tetesan embun pagi menetes di hati kedua mempelai yang baru saja merajuk cinta yang amat indah. “Nadia, kang Fauzan mau ngajar ngaji dulu ya….”, kata Fauzan lembut.
    Nadia hanya menjawab dengan anggukan pelan penuh perasaan. “Ntar kalo pulang ngajar, langsung aja makan ya, Nadia bakal siapin menu spesial buat kang Fauzanku tersayang”, ujar Nadia mesra.
    “Jadi nih berangkat ke rumah Annisa?”, Tanya Fauzan dengan penuh kekhawatiran.
    “Tenang dong kang, aku bakal ditemenin ma Sofia, juga mang dodo yang nyupir, kang Fauzan ga usah khawatir, Nadia bakal baik-baik aja kok”, entah mengapa Fauzan begitu takut kehilangan Nadia, padahal Nadia hanya akan pergi sebentar, perasaannya ga enak. Apakah akan terjadi sesuatu? Ah, Fauzan tepis semua firasat buruknya itu. Mungkin karena besar cintanya, ia jadi tak mau ditinggalkan Nadia walau hanya sedetik. Ia mencoba positive thinking.

***
    “Hallo, Assalamu’alaikum…”
    “Wa’alaikumsalam kang, ada apa kang Fauzan nelfon Nadia?”
    “Ga apa-apa, Kang Fauzan cuma takut kamu kenapa-napa, dari tadi perasaan Kang Fauzan ga enak banget”, entah kenapa Fauzan begitu panik.
    “Ah, kang Fauzan itu ada-ada aja, oh iya kang Fauzan, tadi kan udah ketemu ma keluarga Annisa, mereka baik banget. Alhamdulillah ketika Nadia kasih tau maksud kedatangan Nadia, mereka menyambutnya dengan senang hati. Entar besok kang Fauzan ke rumah dia ya. Annisa udah siap semuanya kok. Nadia juga ga sabar pengen satu rumah ma Annisa, seenggaknya kalo Kang Fauzan ga ada, Nadia jadi ada temen ngobrol dan mengisi waktu kosong”, Nadia terlihat begitu bahagia menceritakan itu semua.
    “Nad, disitu hujan gede ya? hati-hati ya, kang Fauzan ga mau kehilangan Nadia”
    “Iya iya Kang, pasti,,, Nadia juga ga mau kehilangan kang Fauzan yang Nadia cintai”, hujan memang mengguyur kota itu sedah hampir satu jam. Tiba-tiba mang dodo kehilangan kontrol, rem mobil itu mendadak blong, tak berfungsi. Buruknya, kini Mobil berada dalam kecepatan penuh 150 km/h.
    “Kenapa mang, kok kaya yang ga beres”, Tanya Sofia panik.
    “Ga tau neng, tiba-tiba remnya ga berfungsi.” Karena kaca mobil tertutup kabut yang tebal, Mang dodo tidak menyadari kalau dibelokan depan ada truk dengan kecepatan tinggi.
    “Mang, Awaaaasssss!!!!!”, Nadia dan Sofia berteriak bersama. Dan ‘Brak Brak Dug’ Mobil sedan yang mereka tumpangi bertabrakan dengan truk itu. Mobil terpelanting dan terjungkal. Telfon Nadia masih dalam keadaan menerima telfon dari Fauzan. Fauzan kaget mendengar teriakan itu. “Nadia Nadia….!!!!!apa yang terjadi Nadia…!!!!”, tak ada jawaban. Ia terus mengulang memanggil nama istrinya itu. Namun tak ada sahutan sedikitpun, tuuutt…tuuuttt…. Tiba-tiba telfon terputus. Tubuh Fauzan mulai basah, keringat dinginpun bercucuran. Ia mencoba menenangkan diri, namun ia yakin, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia tawakkal pada Allah akan semua yang telah Allah suratkan.

***
    Tujuh hari berlalu setelah kejadian itu. Fauzan masih selalu melamun. Ia membayangkan jasad istrinya itu masih bernyawa. Terkadang ia menangis sendiri. Kyai Ahmad yang sudah renta menasihatinya, “Fauzan, sebagai seorang yang faham agama islam. Sikapmu ini seperti menentang akan apa yang kamu yakini. Ikhlashkanlah kepergiannya. Allah lebih tau apa yang terbaik buat kita. Dan mungkin itulah jalan terbaik yang dipilihkan Allah untuk putriku Nadia. Biarkan dia tenang di alam Barzakh untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya selama didunia dan semoga ia bisa menikmati nikmat kubur yang diberikan Allah padanya.”
    Fauzan menangis dihadapan guru sekaligus menantunya itu, “Abah, saya sangat bersalah karena tidak mendampingi dia untuk pergi menemui keluarga Annisa. Kalau saja saya…..”
    “Fauzan, ingatlah! Maut itu datang tanpa kita duga. Keadaan bukanlah faktor yang mempengaruhi datangnya kematian. Abah lebih tua daripada Nadia, tapi mengapa malah abah yang masih hidup. Itulah Qudrotullah. Abah tidak usah menjelaskan penjelasan yang sudah pernah Abah sampaikan ketika kamu masih kecil dulu. Dan kamu pikir, Nadia berharap kamu terus seperti ini. Tidak Fauzan, Nadia ingin kamu bahagia. Dia pernah bilang sama Abah, dia ingin kamu nikah sama Annisa itu, agar kamu bisa menepati janjimu. Itulah bukti kalau dia benar-benar mencintaimu karena Allah Azza Wajalla.”, meskipun sudah tua, Kyai ahmad masih sangat lihai berbicara menasihati orang lain.
    Fauzan kaget mendegar penjelasan Kyai Ahmad, “Tapi jika saya menikah dengan Annisa, berarti saya sama saja dengan bahagia diatas penderitaan orang lain”
    “Justru Nadia akan menderita ketika melihat kamu terus seperti ini. Allah pun akan murka melihat kamu terus seperti ini. Percayalah, semua akan baik-baik saja. Abah ingin kamu menikahi Annisa,   membawanya kesini, dan tinggal disini. ”Kyai Ahmad mencoba meyakinkan Fauzan agar tidak terlalu tenggelam dalam kesedihan kehilangan yang dilarang agama. Fauzan menagis tersedu-sedu dipelukan Kyai Ahmad.
***
Prosesi Akad nikah berjalan lancar. Fauzan digiring menuju ruang resepsi pernikahan. Tak lama kemudian, Annisa datang dengan gaun pengantin Muslimah bergaya timur tengah. Ia terlihat sangat anggun, Annisa duduk disamping Fauzan. “Kang Fauzan, Annisa sangat bahagia sekali. Akhirnya kita dipersatukan oleh-Nya. Allah memang sangat mengerti apa yang diinginkan hamba-Nya.”
“Meskipun harus melalui proses yang sangat mengikis rasa dihati. Semoga cinta kita ini kan abadi hingga di yaumil akhir nanti. Kang Fauzan juga berharap dalam hati ini, semoga cinta ini mendapat ridho dari Ilahi, dan ikatan ini kita niatkan semata-mata hanya untuk beribadah kepada Rabbul Izzati dan untuk berjuang fii sabiilillahi robbii.”,Fauzan menyambung kata-kata indah Annisa.
Annisa tersenyum indah, seindah kuncup bunga mawar yang baru merekah. ‘Ya Allah, rasa syukur tak henti-hentinya ku panjatkan hanya pada-Mu. Engkau memang dzat yang maha rahman dan rahiim. Engkau mengganti rasa kehilangan itu dengan rasa cinta yang dapat menghapus semua kepedihan jiwa ini. Ya Allah, hamba berjanji, akan mewakafkan diri hamba dan istri hamba untuk berjuang menegakkan panji-panji Islam di dunia ini. Dan memang itulah jalan terbaik yang akan hamba ambil demi mendapatkan cinta-Mu.’ Fauzan berdo’a dalam hati yang berbalutkan Cinta suci Rabbnya.

(pernah diposting di Majalah Sekolah ‘Dinamis Magazine’ MA Baitul Hikmah Haurkuning Tasikmalaya)
(tulisan waktu Aliyah)

Keajaiban Air

Air Bukanlah Benda Mati
Banyak orang yang menganggap bahwa gagasan penggunaan air untuk mencegah atau mengobati penyakit adalah sedikit aneh dan menggelikan. Penelitian telah dilakukan oleh ‘Masaru Emoto’ dari Jepang. Ia adalah Doctor Alternative Medicine yang telah mendapat penghargaan Internasional. Ia menyimpulkan bahwa air bisa merespon apapun yang diberikan padanya, baik berupa kata-kata dari lisan kita, bahkan dalam bentuk tulisan ataupun gambar, suara dari pikiran dan prilaku kita sehari-hari.
Hal ini Ia paparkan setelah melakukan percobaan berupa memasukkan air kedalam 2 gelas. Satu gelas diberi label “Terima kasih”, sedangkan gelas yang satunya diberi label “Kamu Bodoh”. Ternyata air bisa meresponnya dengan membentuk sebuah kristal air setelah dibekukan. Air yang diberi label “Terima Kasih” membentuk ornamentasi kristal yang indah yang disebut dengan kristal heksagonal, sedangkan air yang diberi label “Kamu Bodoh” tidak membentuk kristal.

Air heksagonal adalah air yang sangat penting bagi kesehatan karena efek bentuknya. Air ini berperan sebagai antioksidan dengan mengangkat radikal bebas H+ dan OH-. Karena itu, jika air ini dikonsumsi, maka akan terjadi efek-efek khusus seperti pilek, bersin, batuk, mual, berkeringat, biduran, dan sering kencing maupun berak. Reaksi ini sangat wajar karena banyaknya racun dalam tubuh yang dibersihkan oleh air heksagonal yang kita minum. Reaksi ini disebut detox effect atau homeostatic.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa jika kita berterima kasih kepada air, niscaya kualitasnya akan meningkat. Jika kita menyebutkan kata-kata yang tidak baik, maka secara otomatis kualitas air akan memburuk. Maka dari itu, kita harus berhati-hati akan segala sesuatu yang kita lakukan kepada air walaupun hanya berupa energi sekecil apapun. Kita juga harus memperlakukan air dengan penuh   perasaan dan kehendak positif.
Dari air kita kembali menjadi air, hal ini dapat terjadi karena seperti yang dikatakan sebagian para ahli, “Air adalah prinsip pertama dari semua benda”. Bukan begitu?
Air : Zat Gratis dan Kaya Manfaat
Penggunaan air di dunia sudah tidak asing lagi, karena air bias didapat dengan mudah. Dimanapun dan kapanpun kita akan selalu membutuhkan air. Betapa nikmatnya karunia Allah yang berupa Air. Murah, kaya manfaat, gratis pula mendapatkannya.
Mengapa Allah menciptakan lautan yang lebih besar daripada daratan? Suatu pertanyaan yang susah susah gampang dijawab juga bukan? Padahal yang dibutuhkan untuk tempat tinggal manusia adalah daratan, tapi mengapa Allah menciptakan lautan yang asin dan terlihat kurang ada manfaatnya dua kali lebih besar daripada daratan?
Allah memang Maha Agung. Dibalik itu, ternyata Allah menyimpan hikmah tersendiri. Keasinan laut memiliki fungsi dan manfaat yang luar biasa bagi manusia, yakni untuk Allat Transportasi, serta menetralkan kotoran yang terbawa air sungai masuk ke laut. Apa yang terjadi jika laut hanya terdapat air tawar saja? Mungkin laut sudah tercemar melebihi dari yang sekarang.
Allah juga menetralkan kandungan garam air laut agar menjadi tawar untuk di hujankan ke bumi, dan air hujan itupun bias dimanfaatkan kembali untuk kehidupan kita. Kalian pasti mengerti seperti apa sirkulasi jalannya air hujan yang diambil dari laut dan diturunkan ke bumi. Andai saja Allah menurunkan hujan berupa air asin, apa yang akan kita rasakan?
Manfaat lainnya yaitu untuk menstabilkan suhu permukaan bumi karena sifatnya yang menyerap panas lebih besar daripada daratan. Andaikan tiada lautan, maka di siang hari kita akan merasakan panas yang luar biasa dan dingin yang luar biasa di malam hari. Akan tetapi, hangatnya bumi menjadi stabil karena banyaknya uap air di muka bumi maupun awan di langit yangh semua ini berasal dari penguapan air laut.
Tidak sedikit manusia yang memandang semua kejadian alam yang menakjubkan seperti hujan, mata air, sungai, dan laut sebagai sesuatu yang terjadi secara alami semata. Semua terjadi dengan sendirinya. Tiada terbesit dalam hati mereka bahwa semua itu ada yang mengatur dengan rapid an terus-menerus tanpa henti. Hebat bukan?

(tulisan waktu MTs)