Rakit PC Sendiri? Gaskeun Dong!

Rakit PC Sendiri? Gaskeun Dong!

Seringkali saya katakan, bahwa bisnis online shop bukanlah bisnis tanpa modal seperti yang diduga banyak orang. Mereka mengira, kita cukup duduk santai menunggu orderan tiba, kita cukup ngopi sembari membuka toko online kita yang dibuka secara gratis, tak perlu sewa toko seperti halnya jualan klasik. Ini tentu anggapan yang tidak tepat. Disinilah disrupsi terjadi. Kami-kami yang berjualan ini tentu perlu modal. Perangkat Handphone, Koneksi Internet, Laptop/PC, Biaya Admin, Biaya Iklan, yang kira-kira jika dikalkulasi tahunan, angkanya hampir setara dengan sewa toko tahunan pula, setidaknya jika dibandingkan dengan harga pasaran sewa toko di daerah tempat saya tinggal.

Sebagai contoh, koneksi internet untuk live shopping (Tiktok) itu perlu stabil. Jika tak stabil, live akan ngelag dan konsekuensinya, calon konsumen akan dengan mudah scroll up live kami ke live toko lainnya. Maka saya spending uang yang cukup besar untuk biaya langganan internet 100 Mbps di angka 850 ribuan perbulan. Angka itu setara dengan sewa toko bulanan di tempat saya. Ini baru wifi, belum biaya admin marketplace, biaya iklan mingguan, dan lain-lain.

Salah satu modal yang dibutuhkan adalah belanja sarana prasarana. Beberapa minggu yang lalu, CEO perusahaan sekaligus istri saya mengeluh perihal laptop. Ya, laptop yang biasa dia gunakan untuk bekerja di rumah, kini digunakan oleh karyawan untuk proses orderan dan tersimpan di gudang toko. Sedangkan malam-malam selepas menidurkan ummat, sang CEO ingin membuka-buka akun marketplace, tapi laptop seringkali terlupa dan tertinggal di gudang toko. Ini menyebabkan CEO tak bisa produktif untuk mengoptimasi toko online.

Laptop yang digunakan karyawan sebelumnya sudah super lemot dan terpaksa saya jual. Ya karena memang, speknya saja cuma AMD A4 dengan RAM 4GB, meski sudah upgrade RAM ke SSD SATA, tak merubah kecepatannya secara signifikan. Maka, kita berdua berdiskusi untuk menjajaki kans untuk menghadirkan Laptop baru. Setelah menimbang-nimbang, melakukan kalkulasi mendang mending, alih-alih laptop, kita putuskan untuk membeli PC saja. Selain untuk bekerja, PC diharapkan bisa menjadi jangkar semua gadget yang kita punya. Menjadi pusat backup semua data, seperti yang telah disabdakan Jagat Review. Dimana, opsi ugrade storage dan tetek bengeknya dengan mudah dapat diatur sendiri, tak seperti laptop yang punya banyak keterbatasan.

Jika yang menjadi interest adalah “opsi upgrade”, maka PC yang dibeli tentu bukan all in one atau built up, melainkan PC rakitan, karena sekali lagi, kita butuh fleksibilitas upgrade yang futureproof. Masalahnya, meski saya cukup punya antusiasme dengan teknologi, saya tak pernah punya pengalaman rakit PC. Disinilah keyakinan diuji, karena budget pas-pasan, saya putuskan untuk memberanikan diri saja mengambil opsi ini, setidaknya tak perlu bayar biaya merakit jika bisa rakit sendiri, lebih hemat. Mulailah saya melakukan tirakat. Mencari ilmu tentang rakit PC, mencari pengetahuan tentang komponen-komponen PC, mencari tempat untuk yang cocok untuk membeli komponen PC dengan interest utama khas kaum mendang-mending, harus Value for Money, Worth it & Affordable.

Hidup di era teknologi yang berkembang pesat tentulah menjadi keuntungan tersendiri. Singkat cerita, saya akhirnya putuskan untuk membeli komponen PC secara online melalui website EnterKomputer. Alasannya adalah toko ini sudah direkomendasikan banyak orang, dan yang paling menyenangkan adalah fasilitas di websitenya yang membuat kita dapat mensimulasikan komponen yang pas untuk PC rakitan kita sekaligus mengecek kompatibilitasnya. Saya memilih AMD Ryzen 5 7600x sebagai otak PC, Asrock B650M Pro RS sebagai Mobonya, RAM 32GB dan SSD NVME 512GB dari ADATA, dan beberapa komponen lainnya dibawah ini.

Daftar komponen PC pilihan saya

Tak perlu waktu lama, dalam waktu 2 hari yang mendebarkan, akhirnya paket dari EnterKomputer tiba. 2 hari berselang saya memulai merakitnya. Dengan bermodalkan belajar via Youtube, saya rakit mulai dari pemasangan processor, pasang RAM, SSD, cooler, dan yang tersulit adalah memasang kabel-kabel dari PSU ke Mobo. Bagian itu cukup melelahkan, namun akhirnya PC saya bisa hidup dan bisa masuk laman BIOS-nya. Disitu alhamdulillah semua komponen yang terpasang dapat terdeteksi dengan baik. Selanjutnya tentu install Windows 11 Home, bagian ini adalah bagian yang menyenangkan dan bikin saya mesam mesem sendiri. Akhirnya sejak saya punya ketertarikan rakit PC sejak SMA, baru saat ini bisa kesampaian, hehehe.

Setelah 2 hari ini, PC berjalan dengan baik, hidup dengan aman dan nyaman, dan kecepatannya tentu tak diragukan lagi, cukup untuk penggunaan sang CEO sehari-hari, daaan yaah, kedepan pastinya cukup kuat untuk sekedar editing foto dan grafis macam Photoshop dan CorelDraw, bahkan editing video dengan Premiere tipis-tipis, dan yang paling utama sih, bisa menjadi pusat penyimpanan semua data dari semua gadget keluarga saya, tinggal nambahin HDD boskuh.

Begitulah cerita rakit PC perdana saya. Tentu saya tertolong oleh banyaknya konten-konten keren dari banyak kreator yang ada di Youtube, sehingga jika merakit PC zaman dulu adalah momok yang menakutkan bagi saya, saat ini jika saya harus rakit PC lagi, saya tentu akan dengan sombongnya berujar, “Rakit PC sendiri? Gaskeun dong! Hahahaha.”. Yah, semoga PC keluarga saya ini bisa awet dan bertahan lama, dan tentu berfungsi sesuai dengan yang diharapkan saat membelinya, mengakselerasi kinerja dari CEO Perusahaan kami untuk bisa lebih produktif dan maju dalam menghasilkan cuan-cuan merah bergambar Sang Proklamator. Amin amin ya robbal alamin.

2024: Bersiap untuk Perubahan!

2024: Bersiap untuk Perubahan!

Kata perubahan akhir-akhir ini sangat identik dengan capres nomor urut 1. Judul tulisan ini tentu tak ada kaitannya dengan beliau-beliau ini. Karena pada dasarnya, perubahan adalah keniscayaan. Khususnya perubahan dalam lingkungan kita. Misal dalam persaingan usaha, semua akhir-akhir ini berubah begitu cepat, hingga sampai terjadi disrupsi yang masif.

Cara-cara yang baru beberapa bulan lalu disebut inovasi atau cara baru, dalam waktu singkat terdisrupsi menjadi cara lama, digantikan oleh cara dan metode yang lebih baru lagi. Perubahan diberbagai aspek saat ini menjadi sangat sangat cepat, Sat set, tas tes seperti jargonnya paslon nomor urut 3. Perubahan adalah keniscayaan, namun perubahan yang cepat perlu respon yang tepat. Saya teringat kata-kata dalam buku Homo Deus yang menyatakan bahwa, “Manusia itu seringkali takut dengan perubahan, padahal satu-satunya hal yang paling konsisten di dunia sejak dulu adalah perubahan itu sendiri.”.

Maka, manusia saat ini, termasuk saya dituntut untuk merespon dengan tepat perubahan yang serba cepat itu. Misal dalam 2-3 tahun belakang, bisnis yang saya bangun bersama istri bisa dibilang cukup stabil, saat ini mengalami kemerosotan yang tajam. Faktor penyebabnya tentu berasal dari intrasel maupun ekstra sel. Ekstra sel, disrupsi begitu hebat, cara berjualan online yang pada awalnya bernafaskan ecommerce murni saat ini berubah menjadi tren social commerce dengan live tiktok sebagai referensi utama. Buruk dan fatalnya, secara intrasel, adalah dari dalam diri saya dan istri yang tidak sigap menghadapi disrupsi itu. Sedangkan newcomers semakin menjamur dan lebih militan.

Untuk mengatasi persoalan demikian, tentu kami harus merespon dengan tepat. Harus segera mengambil langkah-langkah merespon perubahan itu, dengan cara bagaimana? Tentu kami harus berubah! Dan bersiap menyongsong perubahan! Sekali lagi ini bukan urusan pilpres ya, camkan! Perubahan disini adalah kita harus mengikuti irama perubahan yang ada dengan skill survival yang harus teruji.

Urusan perubahan ini saya bisa ambil pelajaran dari perubahan yang saya alami sendiri saat mencoba mengatasi obesitas yang saya derita. Alhamdulillah dari 90 kg, saat ini saya berhasil turun ke 72 kg. Apa pelajaran yang saya ambil dari pengalaman tersebut? Pertama, komitmen untuk selalu disiplin. Jika malam saya komitmen tak boleh memakan apapun, maka saya harus komitmen dengan aturan itu. Apapun makanan yang ada didepan saya. Komitmen kedisiplinan ini tentu harus berangkat dari kesadaran atas keinginan kita mencapai tujuan yang kita harapkan.

Kedua, adalah support dari orang-orang terdekat. Dukungan, kontribusi dan kehadiran orang terdekat adalah hal yang sangat penting. Saya tak bisa membayangkan, jika tidak ada kerelaan istri saya mensupport pola diet saya dengan mempersiapkan menu-menu yang menunjang penurunan BB, maka program saya dipastikan 70% akan gagal. Maka peran dari orang yang mensupport ini cukup dominan untuk mencapai tujuan.

Ketiga, adalah ilmu. Yes! Ilmu adalah kunci keberhasilan saya dalam melaksanakan diet. Seperti pada suatu hadits, apapun yang ingin kita capai, baik prestasi dunia, maupun cita-cita di akhirat kelak, kunci utamanya adalah ilmu. Ini yang utama. Maka saat saya merubah diet saya, saya senantiasa bersandar pada ilmu, saya membaca, menonton, memahami segala hal yang berkaitan dengan ilmu diet ini, hingga saya alhamdulillah dapat menuai hasilnya.

Tiga hal tersebut adalah strategi saya dalam menangani obesitas. Maka saya kira, untuk merespon cepatnya perubahan, ya, saya harus cepat merespon perubahan itu. Saya menyusun beberapa hal yang harus saya kejar di 2024 ini. Dan salah satu resolusi bisnis saya di 2024 ini adalah membangun sebuah brand, agar value produk yang saya jual ini meningkat. Lho, bukannya membangun brand itu sulit? Ya, tentu saja. Maka saya akan coba terapkan strategi keberhasilan diet saya ke dalam strategi membuat brand di 2024 ini.

Doakan saja semoga semuanya berjalan lancar. Semoga segala hal yang kita semua rencanakan untuk perubahan hidup yang lebih baik di 2024 diberikan kemudahan oleh Allah subhanahu wataala. Amin.