Bismillah, Nulis Lagi

Bismillah, Nulis Lagi

Yah, oke. Sudah lama saya absen dari dunia tulis menulis. Bahkan, bisa dibilang ini adalah cuti terpanjang. Padahal, sebelum cuti, saya gak konsisten sama sekali sih dengan tulis menulis. Haha. Tapi bukan itu poinnya, saya sudah mulai ngeblog sejak awal kuliah di tahun 2013. Tulisan pertama saya yang saya upload adalah tentang keajaiban air, tulisan pas zaman SMP dulu, mengulas tentang penemuan Dr. Masaru Emoto yang belakangan kontroversial tentang respon air terhadap reaksi manusia kepadanya. Selanjutnya ada cerpen saat SMA yang ditulis saat novel-novel macam ayat-ayat cinta sedang naik daun. Hingga tahun 2014, tulisan-tulisan di blog saya masih sekedar olahan dari tulisan orang lain bahkan kitab pembelajaran nahwu di pesantren saya dulu, atau hanya sekedar copy paste, yah, yang penting blog saya ada isinya, begitu pikir saya.

Barulah di akhir tahun 2014, saya mulai menulis sendiri, bukan hasil copy paste. Selain saya posting di blog, saya juga sempat beberapa kali posting di kompasiana. Itupun vakum lagi sampe akhir 2015, haha. Jadi gimana ya, keinginan menulis itu memang pasang surut. Selain karena malas, juga kadang kurang pede untuk saya posting di blog. Apa lagi kalo tulisannya harus pake data-data akurat, hah, apa itu. Anda jangan kira saya menulis semahir sahabat saya, Joko Priyono yang sudah melahirkan beberapa buku dan seringkali tulusannya dimuat di koran harian di Kota Solo, tempatnya bersemedi. Tulisan saya amburadul, ya jelek lah. Jadi saya gak pernah kirim tulisan saya kemanapun, saya cuma pernah satu kali kirim ke redaksi nu online, meskipun akhirnya dimuat juga sih. Kadang juga saya nulis karena sok keren-kerenan aja, makanya kualitas tulisan saya masih sangat rendah, saya akui itu. Kalo mau di ranking ala tier mobile legends, masih warrior, jauh dari mythic, haha.

Saya memang terkadang baca buku saat kuliah S1 dulu. Tapi untuk mengkonversinya jadi tulisan, kayaknya emang bacaan saya kurang banyak atau memang kurang berkualitas. Dan waktu yang ada lebih banyak dihabiskan dengan ngopi, mabar dan cekian, eh. Apalagi setelah menikah dan punya anak, buku-buku yang saya beli pasca menikah hanya dua yang berhasil dikhatamkan, keduanya tentang Gusdur. Yang satu, berjudul Menjerat Gusdur karya Bung Virdika, yang kedua adalah Biografi Gusdur dari Greg Barton, cuma itu. Selebihnya hanya jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan tesis saya, hehe. Bahkan, ada beberapa buku yang dibeli masih terbungkus rapi dengan plastiknya di rak, seperti ‘Enlightenment Now’ nya Steven Pinker dan Bukunya Slavoj Źiźek tentang Panik Pandemi COVID-19 Mengguncang Dunia, miris!

Meski seculun itu, saya tetap ngerasa eman dengan blog saya yang sudah menganggur terlalu lama sejak tahun 2017 itu. Tulisan-tulisan jelek itu mau tidak mau adalah manifestasi pemikiran saya dari waktu ke waktu, minimal menunjukkan kalo saya pernah nulis dan pernah mikir. Kalo kata Rene Dèscartes, Cogito Ergo Sum (Aku berpikir, maka aku ada), dan menurut Pram, Menulis itu bekerja untuk keabadian, sepandai apapun orang, kalau tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat dan sejarah. Jadi, setidaknya jika saya mati nanti, anak dan cucu saya akan tau kalo ayah atau kakeknya pernah nulis meskipun tulisannya cupu. Itupun kalo domain dan hostingnya diperpanjang terus, haha.

Betul, sesuai judulnya, saya emang niat mau nulis lagi. Setidaknya setelah istri saya ngedumel kalo saya terlalu sering nonton netflix dan disney+ di waktu luang. Kenapa gak nulis aja kayak dulu? Begitu ujarnya. Oke oke, malam itu juga saya kumpulkan niat, saya beli hosting dan langsung migrasikan konten blog saya dari blogger ke wordpress. Migrasi ini didasari karena untuk mobilitas, karena sebenarnya, bukan kali ini aja saya niat untuk nulis lagi. Sebelum-sebelumnya juga pernah. Tapi karena tampilan aplikasi blogger di android kurang user-friendly dan minim fitur, kemalasan itu datang lagi. Kemudian saya coba unduh aplikasi wordpress di android dan sepertinya lebih menjanjikan. Akhirnya saya mantap pindah ke wordpress saja. Soalnya, keinginan menulis bisa datang kapan saja, jika dari hape blog bisa dikelola, semoga saja bisa lebih rajin untuk menulis. Misal saat jongkok di toilet, yang awalnya waktu jongkok dihabiskan dengan nonton netflix atau scrolling-scrolling gak jelas, semoga bisa dialihkan dengan menulis. Karena banyak orang bilang, waktu jongkok ada waktu dimana inspirasi datang tanpa diduga, bukan begitu?

Lalu apa yang mau saya tulis? Jangan kira saya mau nulis yang sok-sok an kritik sosial atau apapun yang terlalu serius seperti saat S1 dulu dengan idealisme yang berapi-api. Saya pikir, pasca menikah dan beranak pinak, akan banyak inspirasi menulis dari kehidupan keluarga, pekerjaan, bermasyarakat dan aktivitas ringan lainnya. Ya, cuma tulisan-tulisan sederhana. Gak akan sepanjang tulisan ini, mungkin hanya 2-3 paragraf tanpa data, hanya curhatan-curhatan kehidupan, atau inspirasi aneh saat di pasar, WC, atau tempat lain lah. Setelah ini, mungkin akan saya awali dengan merapihkan tampilan blog ini, kemudian memindahkan beberapa tulisan dari medsos saya ataupun yang tenggelam di google keep. Masalah SEO atau Adsense, saya bodo amat lah, yang penting nulis, itu urusan belakangan.

Alih-alih menulis di status FB atau feed instagram atau utas di twitter, saya lebih memilih di blog wordpress seperti ini. Itu tadi, saya pada dasarnya kurang pede kalo tulisan saya terlalu banyak yang baca, meskipun belum tentu juga tulisan saya di medsos dibaca orang, alias ter-scrolling begitu saja. Tapi ini tentang kondisi psikologis saya, pikir saya, medsos lebih terekspos, sedang di wordpress, segelintir orang yang tau saja. Sehingga, saya lebih bebas dalam memproduksi kata perkata tanpa takut dibaca orang, karena blog saya akan tertimbun oleh jutaan blog/website lain yang lebih oke dan keren, hehe. Aneh kan?

Oke, itu aja sih, semoga niat ini tidak lagi-lagi terkalahkan oleh kemalasan. Karena kalo gagal lagi, apalagi alasan saya, wkwkwk. Oh iya, blog saya yang dulu namanya santri-scientist.blogspot.com dengan platform blogger, sekarang sudah migrasi ke wordpress di fawwazmf.com. Bismillahirrohmanirrohim, nawaitu nulis lagi.

Wallahua’lam.

Pasar TGB, Cirebon, 24/09/2021 08.47

Kehadiran Putri Kecil Kami

Kehadiran Putri Kecil Kami

Alhamdulillah, atas karunianya, telah lahir anak kami yg kedua pada hari Ahad, 28 Februari 2021 pukul 19.25 WIB di RSIA Livasya, Majalengka dalam kondisi sehat (W = 2900 g, H = 49 cm) melalui persalinan normal. Seorang putri di keluarga kami adalah anugerah yang sangat tidak terkira. Bagaimana tidak. Saya ini dua bersaudara, Cowok dua-duanya. Ibu saya tak punya anak istri. Mungkin anda bisa bayangkan betapa bahagianya Ibu saya, memiliki cucu putri di keluarga ini. Dan, sayapun sangat berbahagia. Selain karena memang kehadirannya saja sudah menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Saya juga bahagia karena bisa memenuhi rasa penasaran ibu saya memiliki peri mungil nan lucu diantara kami.

Seperti adagium popoler bahwa dalam sebuah nama, tersirat sebuah doa dan harapan. FATHIA (Fathiyyah) terinspirasi dari peristiwa Fathu Makkah Rasulullah SAW, Penaklukan dengan Pembebasan, Revolusi tanpa darah. Atau yang seperti pepatah Jawa bilang, Menang tanpo ngasorake. Semoga kelak engkau menjadi seorang pemenang yang bijaksana, nak. Amin.

KAMILA, diambil dari nama nenek dari jalur ibu. Nenek saya adalah seorang janda dengan 5 anak yg semuanya msih kecil sejak suaminya (alm kakek) meninggal dunia dan berjibaku melawan kerasnya dunia, menjadi sosok ibu sekaligus bapak untuk anak-anaknya. Sewaktu usiaku 1 tahun, kedua orangtuaku berangkat ke Tanah Suci selama beberapa tahun. Selama orang tua saya disana, beliaulah yg mengurus saya. Bagi saya, nenek adalah contoh sederhana dari sosok wanita yang kuat dan luar biasa. Alhamdulillah hingga saat ini beliau saat ini masih diberi umur panjang, dan beberapa bulan lalu telah sembuh dari COVID-19. Semoga nenek saya senantiasa diberi umur panjang dan kesehatan. Amin. Kamila juga berarti sempurna. Saya tak mengharapkanmu menjadi seorang yg sempurna, nak. Karena kesempurnaan bukanlah milik makhluk yang fana seperti kita ini. Namun saya berharap dalam hidupmu nanti, engkau menjadikan sang Insan Kamil, Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan utamamu. Shollu ‘alannabi Muhammad.

PUTRI, seperti yang disinggung di awal tulisan, berangkat dari fakta bahwa aku hanya 2 bersaudara laki-laki dan anakku yg pertama juga seorang jagoan, jelas engkau adalah seorang PUTRI yg kami semua dambakan hadir di lingkaran keluarga ini, sayang.

FAUZIYA, seperti kakakmu, MUHAMMAD FAQIH ZEWAIL ALFAUZI, kemenangan, kesuksesan, kejayaan, semoga engkau mengilhaminya dalam kehidupanmu di masa depan nanti

FATHIA KAMILA PUTRI FAUZIYA

Welcome to the World, My princess!

Panggilannya? Aku & istriku sepakat utk memanggilnya dg sebutan TETEH. Artinya, belum ada rencana untuk mengendurkan giat reproduksi. Kamu siap gak istriku sayang? Hehe.

Dan, makasih buat Nida, sepupu saya yang baik hati, berkenan menemani dan banyak membantu kami berdua selama di rumah sakit. Sampai-sampai dibuatkan video yang keren. semoga kebaikanmu dibalas lebih oleh Allah Subhanahu wata’ala, amiiin.

Halo teteh cantik, semoga hidupmu dipenuhi keberkahan, amiiiin ya mujibassailin.

اللهم اجعلها برا تقيا رشيدا وأنبتها فى الإسلام نباتا حسنا

1st Wedding Anniversary, Kebahagiaan yang Makin Lengkap

1st Wedding Anniversary, Kebahagiaan yang Makin Lengkap

Besok adalah tepat tgl 4 Maret, dimana tahun lalu, saya telah mengucap ikrar menjadi seorang suami dari seorang putri yang berasal dari kaki gunung Bromo, tepatnya Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Hari itu tentu merupakan momen yang unforgettable bagi kami. Bagaimana tidak, saat berangkat menuju rumah calon mertua saya saat itu, tujuannya hanya satu, yaitu khitbah/lamaran. Dasar sama-sama berkultur keluarga Islam tradisionalis alias NU kultural, tak hanya khitbah, akad nikah pun kami langsungkan setelah lamaranku diterima. KH. Mahfud, besan dari mertua saya adalah penginterupsi yg mengusulkan akad dadakan itu. Dengan diskusi singkat dipihak keluarga besar saya pada saat itu, akhirnya menyetujui untuk akad langsung. Semoga beliau selalu diberi kesehatan, bahagia dunia akhirat. Amin.

Dalam menjalani satu tahun pernikahan ini, alhamdulillah kami selalu diselimuti rasa bahagia, rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kami, terkhusus dengan kehadiran jagoan cilik kami, Muhammad Faqih Zewail Alfauzi, ia adalah sosok pelengkap kehidupan kami berdua. Saya, istri dan kedua orang tua saya memanggilnya dengan sebutan kakak. Sebutan agar dia segera punya adik, eh.

Terimakasih saya dan istri ucapkan buat mamah dan bapa yg udh bikin surprise kue Anniversary yg luar biasa. Makasih juga utk semua yg ikut memeriahkan dan ikut merencanakan surprise ini.

Akhirnya, kami mohon doa kepada semua pembaca, semoga hidup kami selalu dalam berkah dan ridho Allah SWT. Amin.

Selamat Jalan, Pak Yos!

Selamat Jalan, Pak Yos!

Beliau adalah Prof. Dr. Soetijoso Soemitro, Guru Besar Biokimia FMIPA UNPAD. Sepeti pada judul tulisan ini, Kami memang memanggilnya Pak Yos. Dengan hem pendek dan tas laptop hitamnya, begitulah style beliau biasa masuk ke kelas kami. Tak lupa beliau membawa botol aqua tanggung yang jika habis, beliau isi kembali dengan air galon yang tersedia di ruang kelas kami.

Perkuliahan saya dengan beliau hanya semester kemarin, sekitar 8 pertemuan. Konsentrasi yang saya ambil memang berbeda dengan disiplin Pak Yos, beliau Biokimia, saya Kimia Organik. Sehingga perkuliahan di semester selanjutnya tidak berkaitan dengan beliau. Perkuliahan beliau ini juga berbeda dengan perkuliahan lainnya. Jika perkuliahan lainnya dilaksanakan di kampus Jatinangor, perkuliahan beliau bertempat di kampus UNPAD Singaperbangsa, Bandung.

Agak malas memang jika harus menempuh perjalanan Jatinangor-Singaperbangsa, tau kan macetnya Bandung, apalagi perkuliahan dimulai bakda ashar, waktu dimana manusia kelas pekerja Bandung pulang kerja atau mungkin gantian shift, macetnya jelas maknyus bosss, dan setelah perkuliahan selesai saat adzan maghrib, adalah jadwalku pulang ke Majalengka dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam dengan Sepeda Motor! Makin maknyusss.

Meski demikian, saya cukup antusias dengan perkuliahan beliau. Mungkin beberapa mahasiswa juga merasakan, meski tidak semuanya, biasanya perkuliahan dengan seorang dosen dengan titel Profesor punya kesan tersendiri dibanding dengan yang lainnya. Contohnya ya pak Yos ini, jika biasanya matakuliah biokimia ini diajarkan dengan materi yang cukup sistematis, dari pengertian, macam-macam, nomenklatur, fungsi, dst. Kelas professor macam beliau ini agak berbeda. Seringkali beliau mengajak kami melihat peristiwa dalam kajian biokimia secara out of the box, bahwa biomolekul tak melulu ttg hafalan-hafalan, tapi mengajak kami menekankan pemahaman atas konsep keberlangsungan hidup. Bahwa biomolekul memiliki peran sentral dalam kompleksisitas kerja organ-organ makhluk hidup. Bisa dibilang, cara mengajarnya lebih filosofis.

Tetapi, entah karena disengaja, atau memang karena faktor usia, dalam setiap perkuliahannya, beliau seringkali mengulang-ulang penjelasan yang sudah beliau jelaskan dipertemuan sebelumnya. Yang paling berkesan dalam memori kami adalah ilustrasi mengenai protein signaling histamin. Itu beliau jelaskan hampir setiap perkuliahan beliau. Namun husnudzon saya, beliau sengaja mengulangnya agar kami lebih mengingatnya. Jika dipaksakan dengan cocokologi, mungkin Pak Yos sedang mempraktekkan metode ala pesantren, yakni mudzakarah atau mutholaah. Hehe. Semakin sering diulang, maka semakin tertancap diotak kita.

Senin kemarin (12/2/2019), saya membaca pesan WA grup yg memberitahukan bahwa beliau telah mendahului kami menghadap kepada-Nya. Sungguh pertemuan yg singkat bersama beliau, namun cukup meninggalkan kesan yang mendalam. Semoga ilmu yg beliau sampaikan pada kami bermanfaat dan menjadi jariyah untuk beliau. Selamat jalan pak Yos.

Genap 1 Bulan Kaka Faqih

Genap 1 Bulan Kaka Faqih

Genap sebulan setelah Kaka Faqih dilahirkan. Yes, anak pertama kami sejak lahir sudah dipanggil kaka. Bukan mendahului takdir, tapi memang kami berharap dia memiliki banyak adik, hehe. Hari-hari sejak kehadirannya kami lewati dengan perasaan yg bahagia. Puji syukur kami selalu haturkan kepada-Nya atas kepercayaan-Nya menitipkan kepada kami seorang anak laki-laki yg guanteng polll.

Karena Kaka Faqih adalah putra pertama kami, tentu hati dan fikiran kami tak karuan. Sebagai contoh, sedikit saja dia menangis dan rewel, kami langsung repot berbagi tugas, Bundanya berusaha menenangkannya, saya berusaha mencari tahu dengan senjata andalan, Youtube dan Chrome. Seringkali kami jadi parno jika sudah membaca bagian2 gejala, indikasi dan efek samping dalam artikel kesehatan bayi. Jika ia menyisipkan senyuman di wajahnya, betapa girangnya kami sembari segera membuka hp untuk memotretnya. Dasar ortu milenial!

Dan masih banyak liku liku kehidupan awal menjadi seorang ayah bagiku, dan bunda bagi istriku.
Terkadang kami berfikir, jika kami yg saat ini hidup dengan seabrek kemajuan teknologi, pergaulan yg semakin terbuka, persaingan ekonomi yg semakin kompetitif, dll, dalam dunia seperti apa Kaka Faqih akan hidup saat besar nanti. Yg pasti, smartphone yg digunakan untuk posting sekarang ini sudah tidak akan dianggap ‘smart’ oleh generasinya nanti.

Kekhawatiran-kekhawatiran akan masa depan adalah hal yg manusiawi, tapi sebagai seorang muslim, kami akan selalu menyandarkan diri kami terhadap rahman dan rahim-Nya, sehingga serumit apapun tantangan hidup yang ada, kami akan mencoba untuk tetap tenang, karena kami percaya bahwa Gusti mboten sare.

Selamat 1 bulan anakku, kau telah berhasil melewati awal-awal masa hidupmu, tentunya tak lepas dari pertolongan dari Sang Pemilik Hidup. Teruslah bertumbuh dan berkembang, dan semoga kelak menjadi anak yg sholeh. Amin.