Alhamdulillah, atas karunianya, telah lahir anak kami yg kedua pada hari Ahad, 28 Februari 2021 pukul 19.25 WIB di RSIA Livasya, Majalengka dalam kondisi sehat (W = 2900 g, H = 49 cm) melalui persalinan normal. Seorang putri di keluarga kami adalah anugerah yang sangat tidak terkira. Bagaimana tidak. Saya ini dua bersaudara, Cowok dua-duanya. Ibu saya tak punya anak istri. Mungkin anda bisa bayangkan betapa bahagianya Ibu saya, memiliki cucu putri di keluarga ini. Dan, sayapun sangat berbahagia. Selain karena memang kehadirannya saja sudah menjadi kebahagiaan yang luar biasa. Saya juga bahagia karena bisa memenuhi rasa penasaran ibu saya memiliki peri mungil nan lucu diantara kami.
Seperti adagium popoler bahwa dalam sebuah nama, tersirat sebuah doa dan harapan. FATHIA (Fathiyyah) terinspirasi dari peristiwa Fathu Makkah Rasulullah SAW, Penaklukan dengan Pembebasan, Revolusi tanpa darah. Atau yang seperti pepatah Jawa bilang, Menang tanpo ngasorake. Semoga kelak engkau menjadi seorang pemenang yang bijaksana, nak. Amin.
KAMILA, diambil dari nama nenek dari jalur ibu. Nenek saya adalah seorang janda dengan 5 anak yg semuanya msih kecil sejak suaminya (alm kakek) meninggal dunia dan berjibaku melawan kerasnya dunia, menjadi sosok ibu sekaligus bapak untuk anak-anaknya. Sewaktu usiaku 1 tahun, kedua orangtuaku berangkat ke Tanah Suci selama beberapa tahun. Selama orang tua saya disana, beliaulah yg mengurus saya. Bagi saya, nenek adalah contoh sederhana dari sosok wanita yang kuat dan luar biasa. Alhamdulillah hingga saat ini beliau saat ini masih diberi umur panjang, dan beberapa bulan lalu telah sembuh dari COVID-19. Semoga nenek saya senantiasa diberi umur panjang dan kesehatan. Amin. Kamila juga berarti sempurna. Saya tak mengharapkanmu menjadi seorang yg sempurna, nak. Karena kesempurnaan bukanlah milik makhluk yang fana seperti kita ini. Namun saya berharap dalam hidupmu nanti, engkau menjadikan sang Insan Kamil, Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan utamamu. Shollu ‘alannabi Muhammad.
PUTRI, seperti yang disinggung di awal tulisan, berangkat dari fakta bahwa aku hanya 2 bersaudara laki-laki dan anakku yg pertama juga seorang jagoan, jelas engkau adalah seorang PUTRI yg kami semua dambakan hadir di lingkaran keluarga ini, sayang.
FAUZIYA, seperti kakakmu, MUHAMMAD FAQIH ZEWAIL ALFAUZI, kemenangan, kesuksesan, kejayaan, semoga engkau mengilhaminya dalam kehidupanmu di masa depan nanti
FATHIA KAMILA PUTRI FAUZIYA
Welcome to the World, My princess!
Panggilannya? Aku & istriku sepakat utk memanggilnya dg sebutan TETEH. Artinya, belum ada rencana untuk mengendurkan giat reproduksi. Kamu siap gak istriku sayang? Hehe.
Dan, makasih buat Nida, sepupu saya yang baik hati, berkenan menemani dan banyak membantu kami berdua selama di rumah sakit. Sampai-sampai dibuatkan video yang keren. semoga kebaikanmu dibalas lebih oleh Allah Subhanahu wata’ala, amiiin.
Halo teteh cantik, semoga hidupmu dipenuhi keberkahan, amiiiin ya mujibassailin.
اللهم اجعلها برا تقيا رشيدا وأنبتها فى الإسلام نباتا حسنا
Besok adalah tepat tgl 4 Maret, dimana tahun lalu, saya telah mengucap ikrar menjadi seorang suami dari seorang putri yang berasal dari kaki gunung Bromo, tepatnya Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Hari itu tentu merupakan momen yang unforgettable bagi kami. Bagaimana tidak, saat berangkat menuju rumah calon mertua saya saat itu, tujuannya hanya satu, yaitu khitbah/lamaran. Dasar sama-sama berkultur keluarga Islam tradisionalis alias NU kultural, tak hanya khitbah, akad nikah pun kami langsungkan setelah lamaranku diterima. KH. Mahfud, besan dari mertua saya adalah penginterupsi yg mengusulkan akad dadakan itu. Dengan diskusi singkat dipihak keluarga besar saya pada saat itu, akhirnya menyetujui untuk akad langsung. Semoga beliau selalu diberi kesehatan, bahagia dunia akhirat. Amin.
Dalam menjalani satu tahun pernikahan ini, alhamdulillah kami selalu diselimuti rasa bahagia, rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kami, terkhusus dengan kehadiran jagoan cilik kami, Muhammad Faqih Zewail Alfauzi, ia adalah sosok pelengkap kehidupan kami berdua. Saya, istri dan kedua orang tua saya memanggilnya dengan sebutan kakak. Sebutan agar dia segera punya adik, eh.
Terimakasih saya dan istri ucapkan buat mamah dan bapa yg udh bikin surprise kue Anniversary yg luar biasa. Makasih juga utk semua yg ikut memeriahkan dan ikut merencanakan surprise ini.
Akhirnya, kami mohon doa kepada semua pembaca, semoga hidup kami selalu dalam berkah dan ridho Allah SWT. Amin.
Genap sebulan setelah Kaka Faqih dilahirkan. Yes, anak pertama kami sejak lahir sudah dipanggil kaka. Bukan mendahului takdir, tapi memang kami berharap dia memiliki banyak adik, hehe. Hari-hari sejak kehadirannya kami lewati dengan perasaan yg bahagia. Puji syukur kami selalu haturkan kepada-Nya atas kepercayaan-Nya menitipkan kepada kami seorang anak laki-laki yg guanteng polll.
Karena Kaka Faqih adalah putra pertama kami, tentu hati dan fikiran kami tak karuan. Sebagai contoh, sedikit saja dia menangis dan rewel, kami langsung repot berbagi tugas, Bundanya berusaha menenangkannya, saya berusaha mencari tahu dengan senjata andalan, Youtube dan Chrome. Seringkali kami jadi parno jika sudah membaca bagian2 gejala, indikasi dan efek samping dalam artikel kesehatan bayi. Jika ia menyisipkan senyuman di wajahnya, betapa girangnya kami sembari segera membuka hp untuk memotretnya. Dasar ortu milenial!
Dan masih banyak liku liku kehidupan awal menjadi seorang ayah bagiku, dan bunda bagi istriku. Terkadang kami berfikir, jika kami yg saat ini hidup dengan seabrek kemajuan teknologi, pergaulan yg semakin terbuka, persaingan ekonomi yg semakin kompetitif, dll, dalam dunia seperti apa Kaka Faqih akan hidup saat besar nanti. Yg pasti, smartphone yg digunakan untuk posting sekarang ini sudah tidak akan dianggap ‘smart’ oleh generasinya nanti.
Kekhawatiran-kekhawatiran akan masa depan adalah hal yg manusiawi, tapi sebagai seorang muslim, kami akan selalu menyandarkan diri kami terhadap rahman dan rahim-Nya, sehingga serumit apapun tantangan hidup yang ada, kami akan mencoba untuk tetap tenang, karena kami percaya bahwa Gusti mboten sare.
Selamat 1 bulan anakku, kau telah berhasil melewati awal-awal masa hidupmu, tentunya tak lepas dari pertolongan dari Sang Pemilik Hidup. Teruslah bertumbuh dan berkembang, dan semoga kelak menjadi anak yg sholeh. Amin.
Setelah kami menikah 4 Maret silam, kami memang langsung tancap gas. Ya, betul, kami langsung berharap segera diberi momongan. Meski saat menikah, usia saya masih 24 tahun yang tergolong masih muda, tapi tak terbesit sedikitpun untuk menunda-nunda giat reproduksi. Hehe. Dan, Allah pun mengabulkan doa dan harapan kami. Siang hari itu, di suatu klinik di Kadipaten, 8 Januari 2019, lahirlah anak kami yang pertama melalui persalinan normal, seorang Jagoan. Saat bayi mungil itu menangis, air mata ini mengalir begitu derasnya. Tangis haru bahagia ini membuat saya tak mampu berkata-kata. Sampai-sampai dokterlah yang mengingatkan saya untuk segera mengabadikan momen itu. Begitupula dengan yang mengabari keluarga di Malang, Ibu sayalah yang menelepon kesana. Bayi mungil ini kuberi nama sesuai dengan apa yang saya rencanakan bersama istri sejak lama.
MUHAMMAD FAQIH ZEWAIL ALFAUZI
MUHAMMAD, banyak harap dan doa dalam nama yg kuberikan padanya, Nabi Muhammad adalah panutan kita, nabi akhir zaman, penegak agama yg ramah dan penuh kasih sayang. Semoga kelak ia menjadikan baginda Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam sebagai teladan utama dalam bersikap dan bertindak. Menjadi pejuang agama dan bangsanya. Dan tak lupa untuk selalu bersholawat kepadanya.
FAQIH, berarti ahli ilmu fiqih, ilmu syariat Islam. Secara etimologi berarti orang yang memahami secara mendalam. Semoga saat ia tumbuh nanti, ia dapat melihat sama seperti yg lainnya, namun mampu memahami lebih dari apa yg orang lain pahami. Sehingga menghasilkan kebijaksanaan dalam bersikap dan dalam menghadapi persoalan. Faqih juga terinspirasi dari nama seorang ulama besar KH. Abdullah Faqih, salahsatu ulama khos NU asal Langitan Tuban, Guru dari Gusdur. Semoga keulamaan beliau bisa tertular kepadanya
ZEWAIL, nama seorang kimiawan asal Mesir, peraih nobel bidang kimia karena penemuannya terkait cabang baru ilmu kimia, Femtochemistry. Saya mengagumi beliau karena ditengah kejumudan intelektual sains dunia Islam, beliau menunjukkan bahwa sains dan islam tak perlu ada dikotomi yg akhirnya mendegradasi paradigma berfikir seorang muslim.
ALFAUZI, kemenangan, kesuksesan, kejayaan, semoga kau mengilhaminya dalam kehidupanmu di masa depan nanti.
Welcome to the world, my son! Sungguh kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya.
Semoga Allah selalu memberkati dan merahmatimu, amiiiin.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما. آمين يارب العالمين.
Hai, Saya Fawwaz Muhammad Fauzi, suatu produk hasil persilangan genetik Garut-Majalengka. Menjadi Dosen Kimia adalah profesi utama saya saat ini. Selain itu, ya membahagiakan istri, anak dan orang tua. Melalui blog ini, saya ingin menuliskan kisah-kisah keseharian saya yang pasti receh. Mungkin sedikit esai-esai yang sok serius tapi gak mutu. Jadi, tolong jangan berharap ada naskah akademik atau tulisan ilmiah disini ya, hehe.
Kalau ada yang mau kontak, silahkan email ke [email protected]. Udah itu aja.