Karena suatu alasan, saya harus mencari argumentasi dan bukti yang menguatkan bahwa saya punya kapasitas berbicara dalam bahasa arab. Tentu saja saya cukup memahami, meski tak seperti alumni gontor dan pesantren bahasa, presentasi adalah sesuatu yang dipersiapan, by design, sehingga dengan basic yang cukup. Kita bisa melakukannya.
Kebetulan saja saya adalah seorang santri yang dulu cukup concern mempelajari gramatika bahasa arab, nahwu, shorof dan (sedikit) balaghoh. Kekurangannya santri salaf, tentu saja dari aspek speaking, kalo aspek reading sudah paling jago mereka. Tapi lemah bukan berarti tidak bisa sama sekali, bisa dipersiapkan, bisa dilatih, bisa disetting.
Saat pembukaan pendaftaran seminar proposal skripsi saat S1 dulu, terdapat edaran bahwa presentasi dapat disampaikan menggunakan bahasa arab atau inggris atau indonesia. Melihat itu, saya mulai tertarik dan berpikir untuk melakukan presentasi menggunakan bahasa arab. Ada beberapa alasan mengapa saya memilih bahasa arab. Pertama, tentu saja men-challenge diri. Tantangannya tentu saja bagaimana mentranslate istilah-istilah kimia ke dalam bahasa arab. Google translate menjadi salah satu opsi, tapi tentu saja saya harus mengecek kembali istilah sebenarnya melalui riset kata per kata. Karena jangan sampai, misal saya translate “Lidah buaya” ke dalam bahasa inggris jadi “Crocodile tongue” atau “Lisanut Timsal”, wkwkwk.
Kedua, ingin berbeda dari yang lain. Terbukti di satu angkatan saya, hanya saya sendiri yang mempresentasikan proposal skripsi hingga sidang skripsi dengan bahasa arab, hehe. Sombong amat. Ketiga, agar tak banyak dikomen penguji terkait performa presentasi, wkwkwk. Tapi ini tak terlalu ampuh, karena dosen sudah punya naskah skripsi saya yang berbahasa indonesia, dan secara konteks, slide per slide mereka paham apa yang sedang saya jelaskan. Jadi pertanyaan-pertanyaan penguji tetap saja horor, hahaha.
Yes! Jadi itulah pengalaman saya mempresentasikan Kimia dalam bahasa arab. Ya, ternyata bisa-bisa saja. Karena pasti di timur tengah sana pun, bahasa pengantar pembelajaran ilmu kimia maupun ilmu alam, teknik hingga kesehatan dengan bahasa arab juga bukan?
Bagian 7 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 6
Ciri huruf adalah ditandai dengan tidak terdapatnya ciri isim dan fiil. Dengan kata lain, ketika dalam sebuah kalimat tidak terdapat ciri isim maupun fiil, kalimat tersebut disebut huruf. Hal seperti ini disebut golongan عَدَمِيْ مُطلـَقْ. Sedangkan عَدَمِيْ مُطلـَقْ adalah salah satu bagian dari golongan عَدَمِيْ . Golongan عَدَمِيْ ada 2 :
1. عَدَمِيْ مُطلـَقْ yaitu مَا لا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلاَمَة ًلِلوُجُوْدِ
Artinya, sesuatu yang tidak bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal),tidak bisa menggambarkan ciri dari dirinya).
2. عَدَمِيْ مُقيَّدْ yaitu مَا يَصِحُّ جَعْلُهُ عَلامَة ًلِلوُجُوْدِ
Artinya, sesuatu yang bisa dijadikan ciri untuk sesuatu yang ada (dengan ketidakberadaannya ciri dari benda lain (misal), bisa menggambarkan ciri dari dirinya).
Huruf adalah termasuk pada عَدَمِيْ مُطلـَقْ, yang mana dengan ketidakberadaannya ciri isim dan fiil, bisa menggambarkan ciri dari diri huruf itu sendiri.
Imrithi, وَالحَرْفُ لمْ يَصْلـُحْ لهُ عَلامَة ْ * إلاَّ انـْتِفـَا قـَبُوْلِهِ العَلامَة ْ ____________________________ Demikian pembahasan mengenai Bab Kalam, semoga bermanfaat…. ^_^ Setelah ini akan dilanjutkan pembahasan Bab I’rob, tunggu di postingan selanjutnya,,,,
Sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat
– قدْ إسْمِيَّة, cirinya; selalu masuk pada kalimah fiil. Mempunyai 4 ma’na :
• لِلتَّقلِيْلِ, artinya meminimalisir.
Contoh : قدْ يَصْدُقُ الكَاذِبُ, pembohong itu sedikit berkata jujur
• لِلتَّكْثِيْرِ, artinya, memperbanyak.
Contoh : قدْ يَصْدُقُ الصّادِقُ, orang jujur itu banyak berkata jujur
• لِلتَّحْقِيْقِ, artinya, menegaskan.
Contoh : قدْ قامَ زَيْدٌ, zaid benar-benar telah berdiri
• لِلتَّقرِيْبِ, artinya, mendekatkan.
Contoh : قدْ قامَتِ الصَّلاةُ, waktu sholat hampir datang
4 ma’na tersebut terklarifikasi menjadi 2 penempatan, yaitu :
– Khusus untuk fiil mudhore, yaitu ma’na لِلتَّقلِيْلِ dan لِلتَّكْثِيْرِ.
– Khusus untuk fiil madhi, yaitu ma’na لِلتَّحْقِيْقِ dan لِلتَّقرِيْبِ.
Syarat قدْ masuk pada fiil ada 4, yaitu : – Fiilnya harus mutsbat(kalimat positif) – Fiilnya harus mutasorrif (bisa ditasrif) – Fiilnya harus ma’na khobariyyah (pemberitaan) – Antara fiil dan قدْ tidak boleh terpisah.
2. سِيْن تـَنفِيْسِ dan, 3. سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ
Fungsi سِيْن تـَنفِيْسِ dan سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ adalah : الدَّالـَّتان عَلى تـَأخِيْرِ زَمَانِ الفِعْلِ المُضَارِعِ عَنِ الحَالِ Artinya, mengakhirkan zaman fiil mudhore dari hal (sekarang/present) menuju mustaqbal (masa depan/future).
Jadi, keduanya berfungsi untuk menjadikan fiil mudhore berma’na mustaqbal. Namun dalam istiqbalnya, keduanya membunyai sisi perbedaan, yaitu
– سِيْن تـَنفِيْسِ, berfaidah مستقبل قريب.
Contoh : سأأذهب إلى المسجد, saya akan segera menuju masjid
– سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ , berfaidah مستقبل بعيد.
Contoh : سوف تعلمون, kelak kamu akan mengetahuinya
سَوْفَ لِلتـَّسْوِيْفِ mempunyai ma’na yang lebih jauh dari pada سِيْن تـَنفِيْسِ karena sebuah qowaid nahwu menjelaskan, لِأنَّ زِيَادَة َالبناءِ تـَدُلُّ عَلى زِيَادَة َالمَعْنـَى artinya, penambahan huruf berbanding lurus dengan penambahan ma’na. (semakin banyak hurufnya, semakin banyak pula ma’nanya).
Bagian 5 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 4.
3. Huruf Jer Berdasarkan ma’na dan muta’allaqnya, huruf jer terbagi 3, yaitu : – Ashliyyah مَا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ وِلِهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ Huruf jer uang membutuhkan mutaallaq dan mempunyai ma’na dalam dirinya.
– Zaidah مَا لا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ وِلا لَهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ بل لأجل توكيد المعنى فقط Huruf jer yang tidak membutuhkan mutaallaq dan tidak mempunyai ma’na dalam dirinya, namun hanya berfungsi sebagai taukid (penguat statement).
– Syibeh Zaidah مَا لا يَحْتَاجُ إلَى مُتَعَلَّقٍ يَتَعَلَّقُ بِهِ ولَهُ مَعْنًى فِى نَفْسِهِ Huruf jer yang tidak membutuhkan mutaallaq namun mempunyai ma’na dalam dirinya.
Menurut Kitab Alfiyyah, Huruf jer seluruhnya ada 20. Namun secara garis besar, menurut Kitab Jurumiyyah dan Imrithi, huruf jer ada 9, yaitu : مِنْ, إلى, عَنْ, عَلى, فِيْ, رُبَّ, بَ, كَ, dan ل. Qoidah,
– زَائِدَة, ciri ma’na zaidah yaitu selalu menjerkan isim nakiroh yang didahului nafi/syibeh nafi (nahi dan istifham). Contoh : مَا لِبَاغٍ مِنْ مَفرٍّ (pada nafi)
اَلاَ رُبَّ مَوْلُوْدٍ وَليْس لهُ ابٌ * وَذِيْ وَلدٍ لَمْ يَلدْهُ اَبَوَانِ Syaratnya – menjerkan ada 5, yaitu : • Yang dijerkan harus berupa isim dzohir • Amilnya harus dengan fiil madhi • Amilnya harus terletak dibelakang • Isim dzohirnya harus nakiroh • Isim nakirohnya harus disifati
7. بَ Ma’nanya ada 10, dan sudah dijelaskan pada pembahasan basmallah.
8. ك
Ma’nanya ada 4 :
– لِلتَّشْبـِيْهِ, menyerupai, maksudnya : مُشَارَكَة ُ أمْرٍ لأمْرٍ فِى المَعْنـَى شَرِيْفا كَانَ أوْ حَسِيْسًا Menyertakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya, baik (bertujuan) untuk memulyakan maupun menghinakan.
Contoh : زَيْدٌ كَالأسَدِ
– لِلتَّعْلِيْلِ, memberi alasan. Contoh : وَاذكُرُوْهُ كَمَا هَدَاكُمْ
– زَائِدَة لِلتَّوْكِيْدِ (tambahan untuk penguat statement). Crinya selalu masuk kepada lafadz مِثل.
Contoh : ليْسَ كَمِثلِهِ شَيْئٌ
– كاف إسْمِيَّة, kalimah isim, namun keberadaannya sangat jarang ditemukan. Contoh : (Syair)
2. Boleh Isim Dzohir, boleh Isim Dhomir, yaitu Sisa dari yang 7 tadi (13 huruf).
Huruf Qosam (Janji)
Huruf Qosam ada 3, yaitu :
1. تاء. Khusus masuk pada lafadz Allah. Contoh : تاللهِ
Syaratnya : • Fiil Qosamnya dibuang (ditaqdirkan) • Bukan merupakan jawaban dari pertanyaan/syarat • Tidak masuk pada Isim dhomir
2. باء. Boleh masuk masuk pada lafadz Allah, boleh masuk kepasa isim dhomir. Contoh : باللهِ، بهِ
Syaratnya : • Fiil Qosamnya ditampakkan (diperlihatkan) • Boleh menjadi jawaban dari pertanyaan/syarat. • Boleh masuk pada isim dzohir, boleh masuk pada isim dhomir
3. واو. Boleh masuk pada Lafadz Allah, boleh masuk pada isim dzohir. Contoh : وَاللهِ، وَالعَصْر
Syaratnya : • Fiil Qosamnya dibuang (ditaqdirkan) • Bukan merupakan jawaban dari pertanyaan/syarat • Boleh masuk pada isim dzohir dan lafadz Allah. Selain masuk kepada lafadz Allah hukumnya Syadz.
Pada dasarnya, asal dari huruf qosam adalah wawu, لِشُهْرَتِهَا وَلِكَثـْرَةِ اسْتِعْمَالِهَا فِى القسَمِ, karena masyhur dan paling sering digunakan untuk sumpah (daripada huruf qosam lainnya). _____________________________ Demikian pembahasan Bab Kalam Bagian 5, Tunggu Pembahasan Bab Kalam Bagian 6 di artikel selanjutnya.
Sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat
Bagian 4 ini merupakan pembahasan lanjutan dari Bagian 3.
Fa pada lafadz فالإسم disebut فاء فصيحة : مَا صَحَّ وُقُوْعُهَا جَوَابًا عَنْ شَرْطٍ مُقَدَّرٍ , artinya, fa yang baik digunakan untuk menjawab pertanyaan/syarat yang dikira-kirakan (satu fungsi seperti wawu isti’naf bayani). Alif lam pada lafadz فالإسم disebut الف لام لتعريف عهد الذكر : مَا تـَقدَّمَ ذِكْرُ مَصْحُوْبـِهَا صَرِيْحًا أوْ كِنايَةٍ. Artinya, Alif lam yang dibicarakan pertama beserta sesuatu yang mnyertai Alif lam, baik ketika konkrit (jelas) mapun Abstrak (samar). Contoh lebih jelasnya akan dibahas nanti pada ciri isim. Alif lam ini disebut الف لام لتعريف عهد الذكر karena pada hakikatnya lafadz الإسم sudah disebutkan terlebih dahulu pada kalam sebelumnya. Hal ini didasarkan pada qowaid nahwu,
ومن القواعد المقرّرة فى فنّ النـّحو أنّ النـّكرة إذا أعيدت معرفة تكون عين الأولى، وكما إذا أعيدت نكرة تكون غير عين الأولى. وأنّ المعرفة إذا أعيدت معرفة تكون عين الأولى، وكما إذا أعيدت نكرة تكون مختلفة Artinya, Diantara qowaid-qowaid nahwu yang ditetapkan adalah : Apabila ketika isim nakiroh disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim ma’rifat, maka lafadz tersebut menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim nakiroh disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim nakiroh, maka lafadz tersebut tidak menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim ma’rifat disebut kembali pada kalam selanjutnya berupa isim ma’rifat, maka lafadz tersebut menunjukkan lafadz yang disebut sebelumnya. Apabila ketika isim ma’rifat disebut kembali pada kalam selanjtnya berupa isim nakiroh, maka lafadz tersebut statusnya masih samar, dalam artian ada perbedaan pendapat mengenai hal tersebut.
Dari qowaid tersebut, dapat diambil sebuah klasifikasi sebagai berikut :
– Muwafaqoh (maksudnya, pertama=kedua) o Nakiroh > Ma’rifat. Contoh : جاء ني رجل فأكرمت الرجل o Ma’rifat > Ma’rifat. Contoh : جاء ني الرجل فأكرمت الرجل
– Mughoyyaroh (maksudnya, pertama≠kedua) o Nakiroh > Nakiroh. Contoh : جاء ني رجل فأكرمت رجلا
– Mukhtalifah (maksudnya, ada perbedaan pendapat antara = dan ≠) o Ma’rifat > Nakiroh. Contoh : (dalam syiiran)
Selain yang 3 tersebut, ada 2 ciri i’rob jer, yaitu :
– Tawahhum (Menciptakan, maksudnya seolah-olah terdapat huruf jer yang memajrurkan berupa huruf jer zaidah). Contoh : ليس زيدٌ قائمٍ
– Mujawaroh (Berdekatan dengan yang dihukumi Jer). Contoh : هذا حُجْرُ ضَبٍّ خَرْبٍ.
Pada hakikatnya, lafadz خَرْبٍ adalah sifat dari lafadz حُجْرُ yang i’robnya rofa’, namun karena berdekatan dengan lafadz ضَبٍّ yang i’robnya jer, maka خَرْبٍ dii’robi jer.
2. Tanwin
Pengertian,
نـُوْنٌ سَاكِنـَة ٌتـَلحَقُ آخِرَ الإسْمِ لفظا لا خطـًّا
Artinya, Nun sukun yang ada pada kalimah isim, terlihat (konkrit) secara pengucapan, tidak terlihat (abstrak) secara penulisan.
Artinya, Tanwin yang ada pada jama’ muannats salim sebagai pembanding dengan nun pengganti tanwin pada jama’ mudzakkar salim. Contoh : مُسْلِمُوْنَ – مُسْلِمَاتٌ
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan ma’na hakikat/esensi dengan konsekuensi mematahkan pemikiran dari keumuman dan kekhususannya (menjadi ma’na baru yang berasal dari umum dan khusus).
Contoh : الإنسَانُ حَيَوَانٌ ناطِقٌ
o لِتـَعْرِيْفِ جـِنسِ الحَقِيْقـَةِ فِيْ ضِمْنِ فرْدِ المُبْهَمِ : مَا أشَارَ إلي حَقِيْقـَةٍ فِيْ ضِمْنِ فرْدِ المُبْهَمِ
Artinya, Alif lam yang mengisyaratkan ma’na hakikat dengan menyimpan afrod (sesuatu) yang tersirat (pada lafadz yng bersifat umum, berubah menjadi khusus dan kekhususannya adalah kekhususan yang dimaksud oleh pembicara)
Artinya, Kalimah yang menunjukkan ma’na dari dirinya sendiri disertai kaidah-kaidah zaman
Qowaaidul I’rob,
وَالفِعْلُ مَا دَلَّ عَلى مَعْنـًى يَقعْ
*
بأزْمَانٍ ثـَلاثةٍ قدِ اتـَّبَعْ
B.Hukum Fiil
Hukum fiil secara global adalah Mabni
Namun apabila dilihat secara terperinci, hukum fiil ada 2 :
–Mabni : Fiil Madhi dan Fiil Amar
–Mu’rob : Fiil Mudhore
Alfiyyah,
وَفِعْلُ أَمْرٍ وَبُنِيٍّ بُنِيَا
*
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
Syarat fiil Mudhore dihukumi mu’rob ada 2 :
–Kosong dari nun taukid. Contoh : يَنْصُرَنَّ
–Kosong dari nun jama muannas. Contoh : يَنْصُرْنَ
Alfiyyah,
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
*
وَأَعْرَبُوْا مُضَارِعًا إِنْ عَارِيَا
مِنْ نُوْنِ تَوْكِيْدٍ مُبَاشِرٍ وَمِنْ
*
نُوْنِ إنَاثٍ كَيَرُعْنَ مَنْ فُتِنْ
Fiil mudhore bisa dihukumi mu’rob, لمضارعه باسم الفاعل في السكنات والحركات. Karena fiil mudhore menyerupai isim dari segi tempatt sukun dan harakatnya.
Contoh : يكرم = مكرم
Alfiyyah,
وزينة المضارع اسم الفاعل * من غير ذى الثلاث كالمواصل
مع كسر متلوّ الآخر مطلقا * وغير ميم زائد قد سبقا
C.Pencetak (Asal Muassal) Fiil
Ada 3 pendapat yang menyatakan mengenai asal muassal dari fiil (-), yaitu :
–Pendapat Ulama Bashroh, asal fiil adalah masdar
–Pendapat Ulama Kuffah, asal fiil adalah fiil madhi
–Pendapat Imam Mubarrod, asal muassal fiil adalah Fiil Mudhore
D.Pembagian Fiil
Fiil terbagi 3 (dilihat dari segi zaman), yaitu :
–Fiil Madhi.
–Fiil Mudhore.
–Fiil Amar.
Imrithi,
أفعَالهُمْ ثـَلاثـَة ٌ فِي الوَاقِـعِ
*
مَاضٍى وَفِعْلُ الأمْرِ وَالمُضَارِعِ
Identitas Fiil ada 4, yaitu :
1.Wadhonya (penulisannya), dalam penulisannya, fiil tidak pernah kurang dari 3 huruf. Untuk penulisan maksimalnya, apabila mujarrod maksimal 4 huruf, apabila maziid maksimal 6 huruf.
Alfiyyah,
وَمُنْتَهَاهُ أرْبَعٌ إِنْ جُرِّدَا
*
وَإنْ يُزَدْ فِيْهِ فَمَا سِتًّا عَدَا
2.Hukum fiil, yaitu mabni
3.Ma’na fiil, yaitu iftiqoor : Butuh (terhadap fail).
4.Tabiatnya (Karakterna) Fiil : بلا تأثر بالعامل . Tidak menerima masuknya amil.
3. HURUF
Yang akan dibahas dari Huruf ada 4, yaitu :
A.Pengertian Huruf
Etimologi : مُطلـَقُ الطـًّرْفِ. Artinya, Akhir
Terminologi :
كَلِمَة ٌ دَلـَّتْ عَلى مَعْنـًى فِيْ غيْرِهَا
Artinya, kalimat yang menunjukkan ma’na lain
Qowaidul I’rob,
وَالحَرْفُ مَا دَلَّ عَلى مَعْنـًى يَقعْ
*
فِيْ غَيْرِهَا وَعَيْنِهَا قدِ انقـَطعْ
B.Hukum Huruf
Hukum dari huruf adalah mabni secara MUTLAK.
Alfiyyah,
وكُلُّ حرفٍ مثسْتَحِقٌّ لِلْبِنَا
*
وَالاصْلُ فِي المَبْنِيِّ أنْ يُسَكَّنَا
Mabni pada huruf terbagi 4, yaitu :
–Mabni Fathah. Contoh : أين
–Mabni Kasroh. Contoh :أمسِ
–Mabni Dhommah. Contoh : حيثُ
–Mabni Sukun. Contoh : كمْ
Alfiyyah,
ومنه ذو فتح وذو كسر وضمّ * كأين أمسِ حيثُ والساكن كمْ
C.Pencetak (Asal Muasal) Huruf
Shighotnya masdar bina shohih dari tsulatsi mujarrod bab pertama, tasrifannya حرف يحرف حرفا
D.Pembagian Huruf
Huruf terbagi 3, yaitu :
–Makhsus bil Ism, yaitu huruf jer
–Makhsus bil fi’li, yaitu amil nawasib dan amil jawaazim
–Musytarok (Boleh) antara Isim dan Fiil, yaitu Huruf Istifham dan Huruf Athof
Alfiyyah,
سِوَاهُمَا الحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ
*
فِعْلٌ مُضَارِعٌ يَلِيْ لَمْ كَيَشَمْ
Identitas Huruf ada 4, yaitu :
1.Wadhonya (penulisannya) huruf, dalam penulisannya, huruf tidak pernah lebih dari 2 huruf
2.Hukumnya huruf yaitu Mabni secara Mutlak (tidak muqoyyad)
3.Ma’nanya Huruf, yaitu Iftiqoor : Butuh (terhadap Madkhul)
4.Tabiatnya (karakteristiknya) huruf, yaitu بلا تأثر بالعامل. Tidak menerima masuknya amil.
________________________
Demikian pembahasan Bab Kalam Bagian 3, Tunggu Pembahasan Bab Kalam Bagian 4 di artikel selanjutnya.
sumber : Mas’alah Jurumiyyah Pondok Pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya 46192 Jawa Barat
Hai, Saya Fawwaz Muhammad Fauzi, suatu produk hasil persilangan genetik Garut-Majalengka. Menjadi Dosen Kimia adalah profesi utama saya saat ini. Selain itu, ya membahagiakan istri, anak dan orang tua. Melalui blog ini, saya ingin menuliskan kisah-kisah keseharian saya yang pasti receh. Mungkin sedikit esai-esai yang sok serius tapi gak mutu. Jadi, tolong jangan berharap ada naskah akademik atau tulisan ilmiah disini ya, hehe.
Kalau ada yang mau kontak, silahkan email ke [email protected]. Udah itu aja.